Brisbane (ANTARA News) - Sebanyak 2.089 siswa dari 31 sekolah dasar dan menengah yang mengajarkan Bahasa Indonesia di Negara Bagian Victoria, Australia, akan hadir menyaksikan pertunjukan eksibisi seni bela diri pencak silat dari 20 pesilat berprestasi Indonesia, di Aula Kota Melbourne, Jumat (9/5). Eksibisi dari rombongan pesilat handal yang dipimpin langsung Presiden Persekutuan Silat Antar Bangsa (Persilat) Edy M. Nalapraya ini juga akan disaksikan 66 guru dari 31 sekolah asal Warnambul, Bendigo, Marusna, dan Echuka, kata Minister Counsellor di KJRI Melbourne, Jahar Gultom, kepada ANTARA, Rabu. Penampilan para pesilat di "Town Hall" (Aula Kota) Melbourne itu akan diiringi seni musik kendang serta dimeriahkan oleh pagelaran angklung tim kesenian Universitas Islam Bandung, katanya. Selain pertunjukan bagi para siswa dan guru, tim Persilat juga unjuk kebolehan di depan masyarakat umum Australia di tempat yang sama pada Jumat sore. "Kita menargetkan setidaknya seribu orang, termasuk para pecinta seni bela diri (martial arts), dapat hadir dalam pertunjukan untuk umum," katanya. Gultom mengatakan, pihaknya mendapat bantuan yang besar dari berbagai organisasi kemasyarakatan Indonesia dalam penyebaran informasi tentang rencana pertunjukan hari Jumat itu. "Kami juga sudah menyebarkan informasi ke seluruh perkumpulan seni bela diri yang ada di Melbourne dan sekitarnya melalui Majalah Blitz," katanya. Kedatangan para "jawara" silat berprestasi yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air itu merupakan kerja sama KJRI Melbourne dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) untuk mempromosikan silat di Australia dengan target dua atau tiga tahun mendatang terbentuk federasi silat di Australia, katanya. "Dengan terbentuknya federasi silat di Australia itu, kita berharap akan terselenggara pula kejuaraan pencak silat internasional di Australia," kata Gultom. Untuk menarik minat publik Australia pada pagelaran eksibisi seni bela diri warisan nenek moyang Indonesia ini, KJRI Melbourne bekerja sama dengan "Lighthouse Foundation", sebuah organisasi nirlaba yang membantu para tunawisma di Australia, untuk mengumpulkan dana kemanusiaan di acara tersebut, katanya. Kehadiran tim kesenian Unisba juga dimaksudkan untuk mendukung program pengenalan budaya Indonesia, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008