Saya adalah produk audisi, dari kecil saya melihat PB Djarum itu impian saya. Melihat ada Liem Swie King dan ingin seperti dia dan tidak pernah berpikir bahwa PB Djarum itu rokok
Jakarta (ANTARA) - Mantan atlet bulu tangkis Yuni Kartika mengkhawatirkan regenerasi atlet bulu tangkis Indonesia terhambat seiring dengan keluhan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menganggap PB Djarum telah mengeksploitasi anak.

"Ini yang terpenting di sisi mata rantai paling bawah yakni audisi, kalau harus berhenti ini benar-benar bisa mematikan bibit-bibit awal," kata Yuni di Jakarta, Kamis.

Jebolan PB Djarum ini menganggap organisasi itu bukan hanya membina atlet, namun lebih jauh telah membuat ekosistem bulu tangkis di Indonesia dan berbeda dari PT Djarum sebagai perusahaan rokok.

PB Djarum telah membuat ekosistem bulu tangkis dari hulu ke hilir mulai dari pembinaan, audisi, hingga mengantarkan atlet menuju pintu gerbang pentas dunia, kata Yuni.

Hasilnya adalah para pemain yang telah mengharumkan nama bangsa seperti Alan Budikusuma, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Mohammad Ahsan, Kevin Sanjaya Sukamuljo hingga Praveen Jordan.

Baca juga: Para pengurus besar olah raga dukung audisi jalan terus

"Saya adalah produk audisi, dari kecil saya melihat PB Djarum itu impian saya. Melihat ada Liem Swie King dan ingin seperti dia dan tidak pernah berpikir bahwa PB Djarum itu rokok," kata dia.

Apabila nama Djarum dihilangkan demi menghapus citra eksploitasi anak, maka juga telah mencabut identitas kebanggaan anak-anak yang bermimpi menjadi bagian PB Djarum.

"Namanya persatuan bulu tangkis itu bukan brand rokok, itu adalah kebanggaan identitas dari sebuah klub. Bagaimana itu bisa diganti itu sangat enggak masuk akal," kata dia.

Meski begitu, apa pun hasil keputusan antara otoritas menyangkut polemik ini, Yuni mengharapkan bisa segera diselesaikan dan audisi bulu tangkis tetap berlanjut demi regenerasi atlet Indonesia.

"Bagaimanapun kita harus bisa berjalan dengan restu dari semua pihak, dan kita mau audisi berjalan di setiap daerah di setiap provinsi tanpa ada halangan," kata dia.

Baca juga: KPAI dan PB Djarum sepakat akhiri polemik audisi bulu tangkis

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019