Beijing (ANTARA News) - Cabang angkat besi Indonesia gagal mempertahankan tradisi perak yang sudah berlangsung sejak Olimpiade 2000 Sydney ketika harapan terakhir Sandow Weldemar Nasution hanya mampu menempati peringkat ke-11 dari total 28 lifter di kelas 77kg di Olimpiade 2008 Beijing, Rabu. Dengan kegagalan Sandow, maka cabang angkat besi dan juga kontingen Indonesia harus puas dengan dua medali perunggu melalui Eko Yuli Irawan dan Triyatno. Sementara Lisa Rumbewas yang pernah tampil pada Olimpiade 2000 Sydney dan Athena 2004, hanya menempati peringkat keempat. Sandow, juara SEA Games 2007 Nakhon Ratchasima dan merupakan satu-satunya lifter asal Asia Tenggara yang tampil, mencatat angkatan total seberat 347kg, terpaut 19kg dari lifter Sa Jaehyouk asal Korea Selatan yang tampil sebagai juara dengan total angkatan 366kg. Total angkatan Sandow juga lebih buruk dari catatan terbaiknya seberat 350kg. Medali perak diraih oleh lifter tuan rumah China Hongli Li dengan angkatan yang juga 366kg, tapi lifter Korea berhak atas medali emas karena mempunyai bobot badan lebih ringan. Perunggu diraih lifter Armenia Gevorg Davtyan. Sandow, pria kelahiran 25 Maret 1981 yang turun dengan bobot 76,92kg itu, pada kesempatan pertama angkatan snatch berhasil mengangkat barbel seberat, tapi gagal pada kesempatan kedua dengan berat 152kg. Ia malah kemudian berhasil pada angkatan ketiga dengan berat 153kg. Sementara untuk angkatan clean and jerk, Sandow sukses dengan kesempatan pertama dan kedua, masing-masing seberat 185kg dan 194kg. Tapi ia gagal pada kesempatan ketiga dengan berat 200kg. Menurut pelatih Lukman, ia sejak awal memang tidak menargetkan yang muluk-muluk karena ia juga menyadari bahwa kekuatan Sandow masih belum cukup untuk bersaing dengan lifter kelas dunia. "Memang dari awal saya hanya menargetkan agar setidaknya Sandow bisa memperbaiki rekornya," kata Lukman yang juga ikut mengantar Lisa Rumbewas meraih perak di Olimpiade 2000 Sydney itu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008