Vientiane (ANTARA News) - Lifter Triyatno melengkapi dominasi Indonesia dengan merebut medali emas dan sekaligus memecahkan rekor SEA Games dengan total angkatan 326kg pada kelas 69kg putra di Komplek Universitas Nasional Vientiane, Laos, Jumat.

Kemenangan Triyatno, peraih perunggu Olimpiade 2008 Beijing itu, membuat Indonesia berhasil menyapu seluruh tiga medali emas yang diperebutkan pada pertandingan hari ketiga cabang angkat besi.

Medali perak diraih lifter Thailand Hansawong Phisan yang mencatat total angkatan 320kg, dan perunggu diraih lifter Myanmar Kyaw Moe Win (303kg).

Sukses pria kelahiran 20 Desember 1981 itu sekaligus memenuhi target empat medali emas yang diusung oleh PB PABBSI.

Total angkatan Triyatno terpaut jauh seberat 16kg dari rekor sebelumnya (310kg) yang dipegang lifter Indonesia Misdan pada SEA Games 2003 di Hanoi.

Dua emas sebelumnya diraih oleh Eko Yuli Irawan, juga peraih medali perunggu Olimpiade 2000 Beijing yang turun di kelas 62kg, serta Lisa Rumbewas (55kg).

Keperkasaan Triyatno sudah terlihat di jenis angkatan snatch ketika ia berhasil mengangkat barbel seberat 147kg, yang berarti langsung memecahkan rekor SEA Games seberat 141kg atas nama lifter Misdan Yunip di SEA Games 2005 Manila.

Rekor tersebut membuat lifter yang biasa dipanggil Tri itu unggul jauh seberat 7 kg dari Hansawong Phisan yang hanya mampu mengangkat 140kg.

Keunggulan tersebut membuat perjuangan lifter asal Kaltim itu menjadi lebih ringan dan hanya menjaga agar tidak kalah terlalu jauh dalam angkatan clean and jerk.

Meski Hansawong berhasil mengangkat barbel seberat 180kg dan sekaligus memecahkan rekor SEA Games (172kg), keunggulan tersebut belum cukup untuk mengejar ketinggalan di angkatan snatch.

Triyatno yang sebelumya mencatat angkatan 179kg angkatan clean and jerk, serta sudah memastikan kemenangan, mencoba mengangkat 185kg yang merupakan angkatan terbaiknya waktu latihan, tapi gagal.

"Karena sudah aman, saya hanya mencoba untuk menyamai angkatan terbaik waktu latihan di Jakarta belum lama ini, tapi gagal. Tidak apa-apa karena yang penting juara," kata Triyatno yang dipastikan akan mendapat bonus Rp200 juta.

Karena masih bujangan dan masih berusia 22 tahun, bonus tersebut menurut Triyatno akan ditabung untuk masa depan jika sudah tidak aktif lagi sebagai atlet.

Mengenai kemenangan Triyatno, pelatih Lukman menegaskan bahwa ia memang meminta atletnya itu untuk mengejar keunggulan dengan selisih cukup jauh di jenis angkatan snatch, sehingga lebih memudahkan usaha untuk meraih angkatan total tertinggi.

"Inilah seninya pertandingan angkat besi. Saya tentu tidak akan mencoba-coba strategi tersebut jika diperebutkan medali emas di jenis snatch, clean and jerk, serta total angkatan," kata Lukman.

Melihat prestasi menyakinkan dari lifter Indonesia, tim Indonesia pun mulai merasa lebih percaya diri dan siap untuk melebihi target perolehan medali dari empat emas dan menjadi enam karena masih ada enam liftr lainnya yang belum bertanding.

"Saya yakin akan ada tambahan dua emas lagi, yaitu melalui Sandow (Wildemar Nasution), dan Sinta Darmariyani," kata Hadi Wiharja, koordinator cabang terukur dari Program Atlet Andalan (PAL).

Cabang angkat besi secara keseluruhan mempertandingkan 12 kelas dan Indonesia hanya bisa mengikuti sembilan diantaranya karena sistem kuota yang diterapkan oleh panitia SEA Games 2009 Laos.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009