Guangzhou (ANTARA News) - Perjuangan petinju Indonesia di kelas welter ringan (64 kg), Vinky Montolalu, untuk meraih medali kandas di perempat final Asian Games Ke-16 setelah dikalahkan dengan angka oleh petinju Thailand, Masuk Wuttichai, 2-4 di Guangzhou, China, Senin malam.

Meskipun kalah, acungan jempol pantas diberikan pada Vinky yang tampil tidak kenal menyerah. Vinky bahkan sempat unggul 2-1 hingga pada babak kedua. Sayangnya pada babak ketiga petinju Thailand itu mampu menambah tiga angka dan akhirnya unggul 4-2.

Sebetulnya taktik bertanding yang diterapkan pelatih tim tinju Indonesia, Julianus Patras, sudah tepat. Tim tinju Indonesia sempat mempelajari rekaman video pertandingan Wuttichai beberapa kali. Petinju kidal Thailand ini memiliki pukulan tangan kiri yang cepat, baik pukulan hook maupun straight-nya.

Namun petinju Thailand ini memiliki kelemahan, yaitu bila menerima pukulan yang dilontarkan bertubi-tubi sebanyak empat hingga lima kali beruntun. Pukulan beruntun inilah yang tidak dapat diantisipasi lawannya dari Korea pada pertandingan babak kedua sebelum akhirnya dia menang dan lolos ke perempat final.

Berdasarkan rekaman video tersebut juga terlihat Wuttichai akan kesulitan meraih poin bila lawan memiliki pertahanan double cover yang ketat. Apalagi lawan juga memiliki kesabaran tinggi untuk membiarkannya masuk menyerang lebih dulu dan kemudian melontarkan pukulan balasan yang akurat.

Hal itulah yang dilakukan Vinky pada pertandingan Senin malam. Vinky tampil dengan pertahanan double cover yang ketat sehingga mematahkan seluruh serangan Wuttichai pada ronde pertama. Ronde pertama berakhir dengan skor imbang 0-0.

Pada babak kedua Vinky tampil lebih agresif ketimbang ronde pertama dengan menerapkan serangan balasan yang cepat dan akurat. Dengan cara inilah Vinky sempat meraih dua poin melalui pukulan lurus tangan kanan dan satu pukulan hook kanan ke kepala petinju Thailand tersebut. Menjelang ronde kedua berakhir Vinky sempat kecolongan satu straight kiri Wuttichai yang cepat sehingga skor ronde kedua menjadi 2-1 masih untuk keunggulan Vinky.

Kecerdikan Wuttichai muncul pada ronde ketiga, dengan mengubah gaya bertinjunya. Petinju Thailand ini tidak lagi bertarung pada jarak pendek dan rapat. Dia mundur selangkah dan teraus menjaga jarak itu sambil sesekali menyerang Vinky dengan jab pembongkar pertahanan Vinky dan kemudian melontarkan pukulan lurus kiri untuk mengambil poin.

Taktik jitu Wuttichai itu berhasil dengan perolehan dua poin di ronde keempat tersebut. Dua angka itu dia raih pada menit terakhir ronde ketiga. Itu sebabnya Vinky kesulitan mengejar poin Wuttichai dan akhirnya kalah 4-2.

"Harus saya akui saya kalah karena lawan lebih cerdik. Semestinya saya tampil lebih rapat lagi saat dia mulai menjaga jarak agar dia tidak dapat leluasa menyerang saya. Baru kali ini saya mendapat lawan sepintar dia, dan ini menjadi pelajaran berharga bagi saya," tutur Vinky.

Vinky menyatakan akan berlatih lebih keras dan lebih cerdas lagi agar dapat mengatasi lawan dengan berbagai gaya bertinju. "Dia juga menyatakan siap bila dipanggil mengikuti pemusatan latihan nasional Program Indonesia Emas (Prima) menghadapi SEA Games Ke-26 di Jakarta dan Sumatera Selatan, November 2011. (*)
(ANT-133/I015/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010