Jakarta (ANTARA) - Hari ini, Senin, kontingen Indonesia kembali tanpa medali di Paralimpiade Tokyo 2020 setelah empat wakil yang tampil gagal memberikan yang terbaik.

Terakhir adalah Elvin Elhudia Sesa yang turun pada cabang olahraga para-atletik nomor 400 meter putri T20. Debut pada heat dua di Olympic Stadium, Senin pukul 18.22 WIB, Elvin finis di urutan kelima dengan mencatatkan waktu 1 menit 07,35 detik.

Hasil tersebut membuatnya gagal melaju ke final yang dijadwalkan bergulir Selasa (31/8) besok pukul 18:38 WIB. Sementara Breanna Clark dari Amerika Serikat (AS) finis terdepan dengan 56,07 detik.

Kemudian disusul Carina Pain dari Portugal dengan catatan waktu 59,43 detik dan Norkelys de Ca Gonzalez Henriquez dari Venezuela dengan 59,49 detik. Ketiganya pun berhak melaju ke partai puncak.

Sementara perjuangan Elvin di Paralimpiade Tokyo 2020 berakhir. Secara keseluruhan, gabungan dari heat satu dan dua, catatan waktu Elvin menempatkannya di urutan 11 dari 12 peserta yang tampil hari ini. 

Baca juga: Elvin Sesa gagal tembus final nomor 400 meter Paralimpiade Tokyo 

Para-menembak petik pelajaran

Selain para-atletik, dua wakil dari cabang olahraga para-menembak, yakni Bolo Triyanto dan Hanik Puji Hastuti debut dengan kurang maksimal sehingga tersingkir pada babak kualifikasi.

Bolo Triyanto yang turun pada R4 10 meter air rifle standing SH2 campuran di Asaka Shooting Range, Jepang berada di peringkat 24 dengan total skor 620,9. 

Dari 29 peserta yang bertanding, delapan di antaranya lolos kualifikasi menuju babak final. Hingga akhirnya wakil Swedia Philip Jansson keluar sebagai pemenang dan berhak atas medali emas setelah mencetak 252,8.

Kemudian Francek Gorazd Tirsek dari Slovakia meraih perak dengan menorehkan 252,4. Sementara perunggu diraih wakil Italia Andrea Liverani dengan 230,7.

Baca juga: Bolo Triyanto tak lolos kualifikasi para-menembak R4 10 m campuran

Meski gagal ke final, Bolo mengaku puas dengan hasilnya di Paralimpiade Tokyo, yang sekaligus menjadi bekal untuk tampil lebih baik di nomor berikutnya R5 mixed 10 meter air rifle prone SH2 pada Rabu, 1 September 2021.

"Saya puas dengan hasil ini, dan saya ingin meningkatkan lagi kemampuan saya karena saya sudah benar-benar mengetahui peta kekuatan lawan dunia. Kekalahan hari ini jadikan banyak pengalaman buat saya," kata Bolo dalam keterangan tertulis NPC Indonesia, Senin.

Dalam ajang Paralimpiade Tokyo 2020, Bolo bersaing dengan atlet-atlet top lainnya yang berasal dari benua Eropa dan Amerika.

Jika melihat hasil pertandingan hari ini, Bolo berada di urutan ketiga petembak terbaik Asia dan urutan pertama di kawasan Asia Tenggara.

"Semoga pada pertandingan tanggal 1 September nanti, Bolo bisa tampil lebih lepas, lebih fokus pada setiap tembakannya. Kita sangat berharap Bolo bisa memperbaiki skor yang dia capai hari ini," kata pelatih para-menembak Indonesia Aris Haryadi.

Baca juga: Bolo Triyanto petik banyak pengalaman dari kekalahan di Paralimpiade 

Sementara itu, hari ini Hanik harus mengakui keunggulan lawan-lawannya setelah gagal menjejakkan kaki ke babak final menembak 10 meter air rifle standing R2 Paralimpiade Tokyo 2020.

Hanik menempati peringkat ke-13 dengan mengumpulkan total poin 614,5 pada laga penyisihan yang berlangsung di Asaka Shooting Range.

"Saya puas dengan penampilan hari ini. Skor yang saya dapat sesuai dengan latihan, tidak jauh berbeda, bahkan sama. Walaupun saya belum bisa menembus babak final, tapi saya bangga akhirnya bertanding dengan lancar tanpa terkendala apa pun," ujar Hanik.

"Lawan di Paralimpiade ini memang berat-berat, terutama dari Eropa dan di Asia itu ada China dan Iran," sambungnya.

Setelah final bergulir, wakil India Avani Lekhara memastikan medali emas setelah mencatatkan 249,6. Kemudian Cuiping Zhang asal China mendapat perak usai mencetak 248,9 dan Iryna Shchetnik dari Ukraina meraih perunggu dengan 227,5.

"Saya mohon maaf karena belum bisa menyumbangkan medali untuk Indonesia. Semoga di event berikutnya saya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia," pungkas Hanik.

Baca juga: Hanik Puji tersingkir pada kualifikasi para-menembak R2 nomor 10 meter 

Pelatih para-menembak Indonesia Aris Haryadi mengakui Hanik sudah tampil dengan baik meski ada kendala di punggungnya, yang membuat Hanik kurang maksimal saat berlomba.

"Hanik telah melaksanakan pertandingan R2 dengan skor 614,5. Sempat ada trouble waktu Hanik bertanding, yaitu posisi badan yang agak miring ke kanan, yang seharusnya posisi duduk harus lurus. Kendala itu karena benjolan Spina Bifida di punggungnya, sehingga dalam posisi menembak agak kesulitan untuk duduk lurus," jelas Aris.

Teguran dari juri, menurut dia, juga membuat konsentrasi Hanik sedikit terganggu.

"Jadi dengan ditegurnya Hanik oleh juri pas menembak, sedikit bikin konsentrasi Hanik pudar pada saat menembak di seri ke 2," tutur Aris.

"Ke depan, kita akan berusaha untuk memperbaiki posisi Hanik dengan setting peralatan, terutama kursi roda, dengan harapan pada event-event selanjutnya tidak terjadi lagi insiden peringatan juri, yang akan berpengaruh pada fokus atlet saat bertanding," tambahnya. 

Baca juga: Gagal tembus final, Hanik Puji cukup puas dengan penampilan perdananya 

Perjuangan Jendi Pangabean berakhir

Satu lagi wakil Indonesia yang tersingkir pada babak penyisihan adalah Jendi Pangabean yang turun pada cabang olahraga para-renang nomor 100 meter gaya dada putra S9.

Tampil pada heat dua di Tokyo Aquatics Centre, Senin pagi tadi, Jendi Pangabean finis kelima dengan catatan waktu 1 menit 07,10 detik.

Sementara untuk peraih emas di nomor 100 meter gaya dada putra S9 adalah Bogdan Mozgovoi dari Komite Paralimpiade Rusia yang mencatatkan waktu tercepat 1 menit 01,65 detik.

Sedangkan perak diraih Yahor Schalkanau dari Balarus yang mencatatkan waktu 1 menit 01,96 detik dan perunggu diraih Timothy Hodge dari Australia dengan 1 menit 02,16 detik.

Bagi Jendi Pangabean, catatan waktunya di Paralimpiade Tokyo itu lebih baik dari pada saat tampil di Paralimpiade Rio de Janeiro, Brazil pada 2016. 

Kala itu, langkah Jendi Pangabean juga terhenti di babak penyisihan setelah pada heat dua finis di urutan keenam dengan catatan waktu 1 menit 08,28 detik.

Dengan hasil hari ini dan tanpa medali, Indonesia untuk sementara masih berada di urutan ke-55 dalam klasemen perolehan medali dengan raihan satu perak dan dua perunggu.

Hingga berita ini diturunkan, China masih kokoh di puncak dengan torehan 54 emas, 35 perak dan 30 perunggu. Sementara Inggris Raya berada di urutan kedua dengan 26 emas, 20 perak dan 22 perunggu. Lalu, Komite Paralimpiade Rusia di urutan ketiga dengan 19 emas, 11 perak dan 31 perunggu.

Untuk wakil Indonesia yang tampil hari ini, terima kasih telah berjuang. 

Baca juga: Jadwal Indonesia 30 Agustus: Empat atlet tampil di Paralimpiade Tokyo 
 

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021