Kendari (ANTARA) - Sebagai cabang olahraga beladiri asli warisan budaya Indonesia, pencak silat dikenal dunia setelah resmi dipertandingkan di Asian Games 2018 yang digelar di Indonesia.

Pencak silat kini menjadi kebanggaan Indonesia. Banyak daerah di negeri ini memiliki atlet-atlet silat, termasuk di Sulawesi.

Menghadapi perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, seluruh daerah di Indonesia menyiapkan atlet-atlet andalannya termasuk Provinsi Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Sultra siapkan bonus Rp100 juta untuk atlet pencak silat peraih emas

Provinsi ini menyiapkan dua atlet terbaik yakni Riki Aris Munandar dan Wiwik Nirwana Hata untuk bertanding pada cabang pencak silat.

Keduanya saat ini berlatih sekuat tenaga dan semaksimal mungkin guna mempersiapkan segalanya baik teknik, taktik maupun mental ketika berlaga nanti.

Kedua atlet ini diharapkan dapat mengharumkan nama Sulawesi Tenggara pada PON Papua pada Oktober mendatang.


Riki Aris Munandar

Riki Aris Munandar pria kelahiran 13 Maret 1997 ini tumbuh menjadi anak yang gemar olahraga belahdiri asli Indonesia sejak kecil.

Pria yang kerap disapa Riki ini rupanya terlahir dalam keluarga yang menggeluti olahraga pencak silat, sehingga dirinya tertarik untuk menjadi atlet silat.

Berawal dari melihat paman dan kakak kandung sering bertanding, dia mengaku mulai tertarik untuk menjadi atlet pencak silat.

Untuk menyalurkan bakatnya, Riki kemudian masuk Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sulawesi Tenggara.

Saat menjadi pelajar dia mampu menorehkan berbagi prestasi di kelas C putera.

Beberapa prestasi yang diukir kala itu adalah juara dua Kejurnas di Kalimantan pada tahun 2011. Lalu juara satu pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popwil) di Makassar pada tahun 2012, serta kembali meraih medali emas pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) DKI Jakarta pada tahun 2013.

Baca juga: Tim pencak silat Sultra incar medali emas PON Papua

Riki mengaku pada tahun 2014 dirinya sudah tidak mengikuti kejuaraan sebab hendak bermain di kelas dewasa yaitu kelas D putera.

Ia kemudian mengukuti Pra PON yang dilaksanakan di Gorontalo. Saat itu Riki meraih juara satu dan lolos ke PON Jawa Barat pada tahun 2016 dan berhasil menyumbang medali perunggu bagi Sulawesi Tenggara.

"Alhamdulilah saya bisa menang, padahal baru turun di dewasa kan," kata Riki saat ditemui tempat latihannya.

Riki selanjutnya kembali mengikuti Pra PON yang dilaksanakan di Jakarta pada tahun 2019. Ia kembali lolos untuk mengikuti PON ke XX yang dilaksanakan di Papua.

Untuk menuju kesana Riki menyadari membutuhkan persiapan yang baik guna semakin mematangkan permainanya sehingga selama beberapa bulan ini, ia telah menyiapkan diri dengan semaksimal mungkin agar bisa tampil baik di PON Papua.

Dia mengakui hampir semua daerah merupakan lawan berat nantinya di perhelatan nasional ini. Ia pun memohon agar masyarakat Sultra dapat mendokan dirinya sehingga bisa memberikan yang terbaik bagi Sultra.

"Harapannya untuk Sultra nanti yang terbaik minimal bisa ulang sejarah waktu di 2016 dapat perunggu, itu paling minimal, siapa tau bisa dapat yang di atas itu sudah rejeki," kata Riki.

Baca juga: Pencak silat Sumbar targetkan dua emas di PON Papua


Dari Keluarga

Kakak Riki, Adam Malik (33) bercerita bahwa adiknya memang menyukai pencak silat karena sering mengikuti pamannya dan dirinya menyaksikan langsung saat berlaga.

Ia bersama adiknya Riki sering dilatih oleh paman mereka yang seorang atlet dan sering menyumbang medali emas bagi Sulawesi Tenggara pada tahun 1980 sampai 1990-an.

"Makanya kita tertarik di situ karena sering datang nonton. Kebetulan paman itu yang melatih kita, yang melatih saya," ujar pria yang juga sebagai pelatih Riki itu.

Menghadapi PON Papau, Adam berkata saat ini kendala Riki adalah beberapa teknik yang perlu perbaikan terutama pada jarak tembak, lintasan dan kecepatan serangan.

Ia juga mengaku telah melatih Riki semaksimal mungkin mengenai teknik, taktik serangan, termasuk fisik dan mentalnya.

"Jadi tinggal dari kesiapan saja mereka di gelanggang. Sebenarnya dari keyakinan mereka karena kita melatih sudah semaksimal mungkin untuk menerapkan semuanya," tutur dia.

Adam memohon doa dan restu dukungan masyarakat Sulawesi Tenggara agar para atlet perwakilan provinsi itu bisa tampil baik dan membanggakan di PON Papua nanti.

Termasuk mendoakan agar para atlet dapat pulang dengan selamat tanpa ada kekurangan apapun.

Baca juga: DIY bertekad perbaiki perolehan medali silat pada PON Papua


Target emas

Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menaruh harapan besar kepada dua atletnya untuk meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua mendatang.

Dua atlet Silat Sultra yang akan berlaga pada PON XX mendatang adalah Riki Aris Munandar yang akan turun di Kelas D Putra (60-65 kg) dan Wiwik Nirwan yang akan turun di Kelas E Putri (65-70 kg).

Ketua Pengprov IPSI Sultra Andi Ady Aksar menuturkan agar persiapan atlet lebih maksimal karena dengan persiapan yang matang dari atlet, maka target meraih medali emas di PON Papua bukan hal yang mustahil.

"Salah satu atlet yang akan berlaga yakni Riki Aris Munandar adalah peraih medali perunggu pada PON sebelumnya, sehingga ini menjadi dasar untuk terus ditingkatkan persiapannya melalui TC mandiri dan TC yang akan digelar KONI Sultra," katanya.

Andi Ady menegaskan bahwa TC mandiri yang dilakukan Pengprov IPSI Sultra tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) untuk mencegah penyebaran COVID-19 dan menjaga agar atlet terhindarkan dari virus tersebut.

Cabang olahraga pencak silat merupakan salah satu dari 11 cabang olahraga di Sultra yang meloloskan atlet menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua.

Sulawesi Tenggara (Sultra) menyiapkan bonus Rp100 juta untuk atlet pencak silatnya yang meraih medali emas pada PON Papua bulan depan.

Baca juga: Puspa, atlet pencak silat kelas dunia yang bela Jakarta di PON Papua

Ketua Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sulawesi Tenggara Andi Ady Aksar mengaku menyiapkan bonus Rp100 juta bagi peraih medali emas.

"Khusus peraih medali emas di PON Papua nanti, saya secara pribadi menyiapkan bonus Rp100 juta, kalau untuk peraih perak dan perunggu nanti kita lihat," kata dia.

Bonus Rp100 juta ini akan diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada atlet pencak silat Sultra yang bisa membawa harum nama daerah yang akan bertolak ke Papua 30 September mendatang

Dia mengharapkan atlet pencak silat Sultra mampu memberikan yang terbaik bagi daerah. Bonus yang akan diberikan untuk memotivasi para atlet agar lebih baik lagi dalam pertandingan.

Ady Aksar yakin dua atletnya bisa memboyong medali PON Papua setelah melihat persiapan dan kedisiplinan mereka selama latihan.

Dia berpesan kepada atlet, pelatih dan ofisial agar kompak selama PON sehingga bisa menghasilkan prestasi maksimal.

"Kita harus senantiasa kompak sehingga bisa saling membantu ketika salah satu atlet bertanding di PON XX Papua," kata dia.

Riki Aris Munandar yang akan turun di Kelas D Putra (60-65 kg) dan Wiwik Nirwan yang akan turun di Kelas E Putri (65-70 kg) diharapkan dapat mengharumkan nama Sulawesi Tenggara di PON Papua mendatang.

Baca juga: Silat Kaltim andalkan mantan atlet nasional raih emas

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021