Jayapura (ANTARA) - Pelatih pencak silat Provinsi Jawa Barat Fery Hendarsin mengatakan anak asuhnya, Wewey Wita, yang turun di kelas C menghadapi tuan rumah Ingon Saresa D di babak penyisihan cabang olahraga pencak silat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX sama sekali tidak canggung.

"Saya kira tidak ada kecanggungan karena saya yakin sekelas kami memiliki kekuatan untuk menghadapinya," kata Fery saat ditemui di Gedung Olahraga (GOR) Toware, Kabupaten Jayapura, Rabu.

Akan tetapi, ia mengakui selama hampir tiga tahun tidak ada sedikit pengaruh dari kondisi fisik Wewey Wita yang merupakan peraih medali emas Asian Games 2018 lalu itu.

"Jadi, prosentasenya pasti berkurang lah, karena ini penampilan pertama sejak tiga tahun terakhir tidak berlaga," ujar Fery.

Baca juga: Sumbar jagokan Suci Wulandari sabet emas pencak silat PON XX 
Baca juga: KONI Pusat ingin pencak silat dipertandingkan di Olimpiade 


Meskipun proses adaptasi di lapangan cukup berat, Fery mengatakan Wewey Wita pada dasarnya sudah mengetahui kekuatan Ingon Saresa, karena kedua pesilat itu pernah bertemu di Bandung untuk melakukan uji coba.

Pada hari pertama pertandingan olahraga pencak silat, kontingen Jawa Barat menurunkan lima orang pesilat andalannya. Hingga pukul 16.30 WIT, dua pesilat telah tampil di gelanggang.

Pertama, yaitu Riyan Jaya N yang turun di kelas B putra berhadapan dengan Khoirudin Mustakim asal Jawa Tengah. Dalam pertandingan itu, pesilat Jawa Tengah tersebut menang dan berhak melaju ke babak selanjutnya.

Wewey Wita yang turun di kelas C putri itu melenggang ke babak berikutnya setelah pertandingan tuan rumah Ingon Saresa di babak penyisihan.

Seperti diketahui, Jawa Barat merupakan juara umum cabang olahraga pencak silat pada perhelatan olahraga terbesar di Indonesia edisi ke-19 tahun lalu di Jawa Barat pada 2016. 

Baca juga: Pencak Silat Sumut incar tiga emas di PON Papua 
Baca juga: Riki Aris Munandar menggapai asa di PON Papua 
Baca juga: Pesilat Rahma Dayanty bertekad raih emas di PON Papua 

 

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021