Jayapura (ANTARA) - Technical delegate cabang olahraga pencak silat Fahmi Wardi mengatakan protes yang dilayangkan oleh atlet, pelatih atau kontingen dalam sebuah pertandingan merupakan hak mereka.

"Itu adalah hak mereka jadi harus tetap dilayani," kata Fahmi Wardi di Jayapura, Minggu.

Hal itu ia sampaikan merespons beberapa insiden protes yang dilayangkan oleh sejumlah kontingen dalam pertandingan pencak silat yang berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Toware.

Baca juga: PB IPSI lakukan evaluasi jelang final pencak silat PON XX

Berdasarkan alur, protes yang dilayangkan oleh kontingen terlebih dahulu akan dijawab ketua pertandingan. Namun, jika protes tersebut tidak selesai maka kontingen bisa naik banding.

Setelah itu, komplain yang diajukan oleh perwakilan kontingen tersebut akan diproses tim dari technical delegate.

"Jadi keputusan di tingkat technical delegate akan bersifat inkrah," kata Fahmi.

Ia mencontohkan pertandingan laga putra antara pesilat Sulawesi Selatan melawan Papua dapat diselesaikan di tingkat ketua pertandingan.

Baca juga: PB IPSI siapkan wasit terbaik pimpin final pencak silat PON Papua

Setelah ketua pertandingan menjelaskan kepada kontingen Sulawesi Selatan yang merasa dicurangi, akhirnya memahami dan menerima keputusan tersebut.

Fahmi mengatakan selama pertandingan, technical delegate sempat menerima satu komplain atau banding dari kontingen Jawa Barat. Namun, setelah dijelaskan, akhirnya juga dapat menerima hasil.

"Waktu itu Jawa Barat naik banding usai kalah dari pesilat Sumatera Utara. Setelah kami jelaskan mereka paham dan bisa menerima," ujar dia.

Beberapa alat bukti yang disiapkan oleh technical delegate jika ada kontingen yang komplain ialah video tayangan ulang dan skor dari masing-masing atlet dalam pertandingan.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021