Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan berakhir sedikit lebih tinggi pada Selasa, meskipun Wall Street mencatat rekor penutupan tertinggi karena pasar tetap berhati-hati menjelang data inflasi dari Amerika Serikat, sementara won menguat dan imbal hasil obligasi acuan turun.

Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) ditutup naik tipis 2,26 poin atau 0,08 persen menjadi 2.962,46 poin, menghentikan penurunan dua sesi berturut-turut. Indeks acuan turun 0,31 persen pada Senin (8/11/2021).

Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics merosot 0,14 persen, sementara rekannya SK Hynix dan perusahaan platform Naver masing-masing terangkat 1,40 persen dan 2,33 persen.

Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 137,8 miliar won (116,59 juta dolar AS) di papan utama.

Won berakhir pada 1,177,2 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,50 persen lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di 1,183,1.

Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.177,0 per dolar, naik 0,3 persen dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward kontrak satu bulannya tercatat pada 1.177,7.

Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Desember pada obligasi pemerintah tiga tahun naik 0,18 poin menjadi 108,80.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Korea tenor 3 tahun yang paling likuid turun 4,7 basis poin menjadi 1,859 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang jadi acuan turun 3,2 basis poin menjadi 2,296 persen.

Baca juga: Saham Korea Selatan berakhir merosot, jelang keputusan bank sentral AS
Baca juga: Saham Korea Selatan menguat didukung data ekspor yang optimis
Baca juga: Saham Korea Selatan berakhir merosot dipicu aksi jual investor asing

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021