Jakarta (ANTARA News) - Kesebelasan sepakbola peraih juara Piala Dunia lima kali, Brazil, memastikan lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2006, sementara hasil imbang dalam pertandingannya membuat Jepang dan Kroasia membuka peluang mereka --bersama Australia-- untuk menemani Brazil dari Grup F. Tim Brazil, yang berjulukan Selecao alias "Sang Terpilih", yang pada pertandingan pertamanya menang tipis 1-0 atas Kroasia, meraih kemenangan kedua setelah menundukkan Australia 2-0 di Stadion Piala Dunia di Munchen, Minggu. Sementara itu, pada hari yang sama, Jepang dan Kroasia bermain imbang tanpa gol di Frankenstadion, Nuremberg, Jerman. Kemenangan tersebut membuat Brazil mengumpulkan nilai enam, disusul Australia dengan nilai tiga, lalu Kroasia dan Jepang yang masing-masing baru merebut satu angka. Pertandingan terakhir Grup F yang berlangsung Sabtu (22/6) akan sangat menentukan untuk merebut satu tiket yang tersisa. Jepang mungkin memiliki peluang terkecil diantara ketiga tim tersebut karena pada partai hidup-mati nanti, pasukan Zico harus menghadapi Brazil. Namun, Zico selaku pelatih jepang masih optimistis akan peluang timnya pada pertandingan yang akan berlangsung di Dortmund nanti. "Kami belum kehabisan napas. Pertandingan melawan tim favorit itu akan sangat berat, tetapi dalam sepakbola, tidak ada yang tidak mungkin. Kami masih memiliki harapan dan akan berjuang dengan kepala tegak," ujar mantan anggota timnas Brazil tersebut. Sedangkan, tim Australia --yang berjulukan Socceroos alias "Pesepakbola negeri Kanguru"-- hanya membutuhkan hasil imbang saat menghadapi Kroasia pada pertandingan terakhir nanti untuk bisa lolos ke putaran kedua. Pelatih Kroasia, Zlatko Kranjcar, memperkirakan bahwa pasukannya bisa mengatasi Australia pada pertandingan nanti. "Kami masih memiliki sisa kekuatan dan moral para pemain semakin tinggi. Saya yakin kami bisa lolos ke putaran kedua," ujar Kranjcar. Terima kasih Kawaguchi Pada pertandingan yang berlangsung di bawah udara panas kota Nuremberg --suhu dilaporkan 27 derajat Celcius--, Jepang harus berterima kasih kepada kiper mereka, Yoshikatsu Kawaguchi, atas penyelamatan gemilang yang dilakukannya. Kawaguchi menjatuhkan badan ke kiri untuk menahan tendangan penalti yang keras dari pemain Kroasia Darijo Srna pada menit 22. Sepanjang pertandingan Kroasia memang mendominasi laga dan memiliki banyak peluang namun tidak mampu menyelesaikannya untuk menjadi sebuah gol. "Kami mengontrol pertandingan yang berlangsung dalam tempo cepat itu. Kami menciptakan banyak peluang namun tidak bisa mencetak gol. Kami tidak beruntung," kata pelatih Zlatko Kranjcar. Peluang terbaik Jepang diperoleh striker Atsushi Yanagisawa enam menit setelah babak kedua dimulai setelah menerima umpan dari Akira Kaji dan kiper Stipe Pletikosa sudah salah posisi. Tendangan Yanagasiwa, empat meter di hadapan gawang yang kosong malah melambung ke atas mistar. "Para pemain bisa menerobos hingga ke depan gawang lawan tetapi mereka tampak tegang. Tidak semua orang bisa mencetak gol," kata Zico, yang mencetak 52 goal dalam 72 pertandingan timnas Brazil. Selain kegugupan pemainnya di depan gawang, Zico juga menyalahkan jadwal pertandingan yang membuat mereka harus bermain di sore hari yang panas. "Sungguh sebuah kejahatan karena kami harus bermain di tengah udara yang panas. Pada pertandingan sebelumnya kami bermain pada pukul tiga siang juga. Mereka melakukannya demi televisi. Saya kira, bisnis adalah bisnis," sindir Zico. Gol Brazil Striker Adriano dan Fred menjadi penentu langkah Brazil setelah dua gol mereka mengakhiri perlawanan ketat Australia di Stadion Piala Dunia Munchen, Minggu. Meski berhasil menundukkan Socceroos, Brazil belum juga menunjukkan penampilan yang meyakinkan sebagai juara bertahan dan tim yang paling diunggulkan pada Piala Dunia kali ini. "Brazil tidak dalam performa terbaiknya dan tampak kesulitan pada babak kedua. Kami berhasil mendominasi sang juara bertahan sehingga mereka hanya bisa melakukan serangan balik. Mereka belum menunjukkan permainan layaknya seorang juara bertahan tetapi mereka semakin baik," kata pelatih Australia yang berkewarganegaraan Belanda, Guus Hiddink. Tetapi, pelatih Brazil, Carlos Alberto Parreira, tampak tidak khawatir melihat permainan Cafu dan kawan-kawan saat itu. "Kami gembira bisa lolos ke 16 besar, dan kami layak menang," kata pelatih berusia 63 tahun itu, yang membawa Brazil menjadi juara pada Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat (AS). "Cukup normal jika kami tidak dalam puncak performa. Kami hanya menjalani tiga pertandingan persahabatan sebelum putaran final dan kami bermain semakin baik. Kami tampil lebih baik dibandingkan saat melawan Kroasia dan kami akan bermain lebih baik lagi pada pertandingan berikutnya (melawan Jepang)," lanjutnya. Penyerang Brazil, Ronaldo, yang bermain buruk saat melawan Kroasia, belum juga menunjukkan perbaikan. sehingga ia kembali digantikan Robinho pada babak kedua. Namun, Ronaldo menyatakan, puas dengan kemajuan yang diperlihatkannya pada pertandingan itu, terutama setelah mengalami musim yang buruk bersama Real Madrid di Spanyol. Ronaldo turut berperan dalam gol pertama Brazil melawan Australia. "Permainan saya semakin baik. Saya pikir saya telah berada pada jalan yang benar. Peluang mulai datang, tetapi saya masih harus bekerja keras," demikian ucap pemain berusia 29 tahun itu. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006