Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan BUMN harus bergerak agresif untuk mencari peluang di tengah situasi geopolitik global yang memanas.

Erick menyebut, ketegangan antara Iran-Israel seharusnya tidak menjadi penghalang bagi perusahaan negara untuk mengembangkan bisnis melalui berbagai aksi korporasi. "Justru kondisi ini merupakan momentum untuk melihat peluang baru,"

"Jangan sampai kita terjebak situasi geopolitik, akhir kita diam saja, enggak boleh. Justru kita harus semakin agresif seperti waktu COVID-19, kita tetap melakukan aksi korporasi banyak sekali, apakah konsolidasi, apakah merger, apakah cari partner," kata Erick di Jakarta, Sabtu.

Erick menyampaikan, Kementerian BUMN tidak boleh memperlambat kinerja bisnisnya. Sebab, hal ini akan menjadi salah satu penilaian bahwa Indonesia merupakan negara yang stabil secara pertumbuhan ekonomi dan geopolitik.

Baca juga: Erick Thohir jajaki pengembangan bisnis gedung BUMN di sekitar Monas

Lebih lanjut, salah satu aksi BUMN saat ini adalah mencari investor potensial untuk masuk ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk, yang saat ini dalam proses divestasi saham dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Erick menyebut, keberhasilan BUMN yang go public tidak lepas dari adanya mitra atau investor strategis.

"Dengan investor baru, akan menjadi pangsa pasar baru. BSI kan sudah mulai go internasional. Seperti membuka kantor di Dubai dan sekarang lagi menunggu izin di Saudi," ujar Erick.

Erick akan melakukan kunjungan ke Doha, Qatar pada hari ini (20/4), salah satunya adalah untuk mencari mitra strategis bagi BUMN, termasuk BSI.

Pada waktu yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo juga melakukan penjajakan bisnis di Eropa guna mendapat investor potensial.

"Saya roadshow di Qatar, Pak Tiko (Kartika Wirjoatmodjo) lagi roadshow ke Eropa. Kita bagi tugas," ucapnya.

Baca juga: Erick Thohir minta BUMN beli dolar dengan bijaksana sesuai prioritas

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024