Jakarta (ANTARA News) - Menpora Roy Suryo mengatakan, pencairan bonus bagi atlet peraih medali Asian Games kemungkinan besar dilakukan pada masa pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo karena hingga kini masih dalam proses di Kementerian Keuangan.

"Prosesnya sudah jalan sebelum terjadi pemerintahan baru, tapi diterimanya kemungkinan besar pada pemerintah berikutnya karena butuh waktu untuk suatu pencairan dana. Mengapa ini diproses dengan cepat, takutnya Kemenpora sudah tidak ada lagi," katanya usai menjadi pembicara dalam acara sarasehan dan dialog evaluasi hasil Asian Games di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan, pencairan dana apresiasi bagi atlet itu akan dipantau Kementerian Keuangan dan mengharuskan para atlet memenuhi berbagai persyaratan seperti, harus memiliki nomor induk wajib pajak, bukti indentitas diri, dan lainnya, sehingga dana yang diberikan terbukti sesuai dengan peruntukan.

"Intinya akan ada verifikasi dari Kementerian Keuangan sehingga pasti ada keterlambatan (tidak bisa cair di pemerintah saat ini, red)," ujar dia.

Terkait dengan kemungkinan terjadinya perubahan nilai nominal bonus yang diberikan, Roy menyatakan tidak menutup kemungkinan mengingat pemerintah sejak awal mengalokasikan bonus untuk sembilan emas.

Sementara, ia melanjutkan, realisasi medali yang diraih kontingen Indonesia hanya 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu.

"Saya tentunya akan menyarankan untuk ditingkatkan daripada dananya dikembalikan, tapi ini tidak serta merta bisa terwujud jika hanya berlandaskan keinginan pribadi seorang menteri," kata dia.

Menurutnya, untuk mengubah nilai nominal bonus dibutuhkan konsolidasi dengan Kementerian Keuangan karena akan mengubah perencanaan awal.

Lantaran enggan menjanjikan apakah langkah itu akan berhasil, pakar telematika ini menegaskan bahwa bonus yang diterima atlet yakni untuk medali emas Rp400 juta, perak Rp200 juta, dan perunggu Rp50 juta.

"Bonus tidak berubah, sama seperti yang diberikan pada atlet di Asian Games Guangzhou, empat tahun lalu," ujar dia.

Ia mengharapkan pada masa mendatang pemerintah menemukan solusi terbaik dalam mewujudkan bentuk apresiasi kepada atlet karena pemberian bonus dipadang hanya bersifat instan.

"Saya selalu bicara jangan utamakan bonus, tapi utamakan pendidikan atau bagaiamn caranya agar atlet tetap memiliki masa depan meski sudah melewati usia emas. Tapi, bonus ini suatu keniscayaan dan selalu ditanyakan, mau tidak mau harus diberikan," ujar dia.

Pada Asian Games di Incheon, Korea Selatan, 19 September-4 Oktober 2014, kontingen Indonesia berada pada urutan ke-17 atau turun dua peringkat pada ajang serupa empat tahun lalu.

(SDP-68/H015)

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014