Surabaya (ANTARA News) - Pemanah Pelatnas asal Jatim, Foury Akadiani Kusuma, berhasil mengukir prestasi dunia dengan mengukuhkan diri di rangking ketiga pada nomor Compound Perorangan dalam kejuaraan World Cup Seri I 2007 yang berlangsung di Ulsan, Korsel, 31 Maret-6 April 2007 lalu. "Prestasi ini cukup membanggakan sekaligus mengobati kerinduan Indonesia yang hampir 20 tahun tidak bicara di pentas dunia," kata Denny Trisyanto, Pelatih Panahan Compound Pelatnas, di Surabaya, Selasa. Menurut dia, Foury menjadi pemanah Indonesia kedua yang mampu menembus papan atas dunia. Sebelumnya, prestasi rangking tiga dunia juga pernah diukir teman setimnya, Lilies Handayani, hampir 20 tahun silam. Ia menjelaskan bahwa Lilies menempati rangking ketiga dan memperoleh medali perunggu juga di Korea Selatan. Bedanya, Lilies mendapatkannya di ajang Olimpiade. Medali perunggu sumbangan Lilies itu sekaligus menjadi medali pertama Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade. "Lagi-lagi, tetap pemanah tua yang bisa bicara. Foury itu seangkatan Lilies, umurnya sekarang sudah 42 tahun lebih," kata Denny. Pada World Cup Seri I 2007, Indonesia mengirim tiga pemanah putri dan satu pemanah putra. Tiga pemanah putri tergolong sebagai srikandi tua, masing-masing Fouri Akadiani, Lilies Handayani dan saudaranya Lilies Heliarti. Hanya pemanah putra yang tergolong muda, IGNP Praditya Jati. Tiga srikandi tua sama-sama turun di nomor beregu dan perorangan, hanya Foury yang beruntung bisa mendapatkan perunggu di nomor perorangan. "Para atlet umumnya kesulitan berkonsentrasi, karena terganggu cuaca yang dinginnya hingga lima derajat. Baju sudah rangkap empat, tapi tetap saja kedinginan," katanya. Lilies Handayani sebenarnya sempat lolos kualifikasi bersama Foury. Bahkan Lilies mencatat nilai 1301, lebih baik dibanding Foury yang hanya 1284. Tetapi pada putaran selanjutnya, akurasi bidikan Lilies terus menurun hingga tersingkir. Sementara Lilis Herliati dan Praditya Jati, justru kurang beruntung. Keduanya disibukkan dengan peralatannya yang rusak. "Bulu di anak panahnya pada lepas, akibat cuaca dingin," tambah Denny.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007