Jakarta (ANTARA News) - Pesilat Indonesia, Ayu Sidan Wilantari dan Ni Made Dwiyanti mengaku tak menyangka mampu menyabet medali emas Asian Games 2018 usai sempat memutuskan pensiun dari dunia persilatan.

“2017 saya melahirkan, kemudian sempat istirahat dan tidak aktif di silat. Syukurlah kami bisa meraih emas sekarang,” ujar Ni Made Dwiyanti kepada wartawan usai pertandingan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu.

Keduanya menjadi penyumbang medali emas ke-10 dari cabang olahraga pencak silat dari kelas seni ganda putri di ajang Asian Games 2018.

Di final, pesilat Indonesia ganda putri berhasil memperoleh poin tertinggi, yakni 574, sekaligus mengungguli pesilat dari Thailand Saowanee Chanthamunee/Oraya Choosuwan yang memperoleh medali perak dan pesilat Malaysia Nor Hamizsh Abu Hasan/Motlaya Vongphakdy dengan raihan medali perunggu. 

Ni Made menceritakan di awal tahun ini kembali dipanggil untuk mengikuti Pelatnas setelah pensiun karena melahirkan, bahkan bersama Ayu sukses mendapat medali emas pada “test event” Asian Games pada Februari 2018.

Keduanya menjadi pasangan sejak 2005 dan diakuinya belum pernah berganti pasangan sehingga menjadi salah satu faktor kesuksesan sebagai yang terbaik di kelasnya.

Berbagai prestasi gemilang diraihnya, mulai tiga medali emas di tiga kali penyelenggaraan PON, satu medali emas di Sea Games 2011, dua kali emas di kejuaraan dunia 2010 dan 2012, ditambah “test event Asian Games”, termasuk Asian Games 2018.

Sebagai catatan, pada SEA Games 2013 nomor spesialisasi keduanya tidak dipertandingkan, kemudian absen di SEA Games 2015 dan 2017 karena baru melahirkan.

“Mungkin karena kami sudah menyatu selama 13 tahun, bahkan seolah sudah satu nyawa sehingga membantu kekompakan di dalam arena,” ucapnya.

Di tempat sama, Ayu juga mengaku bangga dan medali emasnya dipersembahkan untuk keluarga, serta masyarakat Indonesia.

“Ini emas untuk kalian semua, termasuk warga Lombok dan daerah lain yang tertimpa musibah. Semoga menjadi penyemangat dan terima kasih dukungannya,” katanya.

Sementara itu, pelatih pencak silat Indonesia Tulus Priyadi bersyukur atas prestasi yang diraih atlet-atletnya dan berharap menjadi penyemangat agar lebih baik lagi.

“Khusus untuk Ayu dan Dwi, keduanya memang sudah kompak berpasangan sejak masih pelajar. Kemistri ditambah pengalaman sangat membantu kekompakan mereka,” katanya.

Pewarta:
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018