Jakarta (ANTARA) - Indonesia menggandeng Jepang dalam program kerja sama sister team sebagai salah satu upaya meningkatkan performa atlet softball nasional.

Dalam program yang ditawarkan oleh Asosiasi Softball Jepang (JSA) itu nantinya para pemain softball Indonesia akan mendapat kesempatan menjalani latihan intensif di Jepang, ungkap Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (PB Perbasasi) Andika Monoarfa di Jakarta, Jumat.

Selain pertukaran pemain, pelatih-pelatih terbaik dari Jepang juga akan berada di Indonesia untuk membantu timnas softball meraih target emas di SEA Games.

"Kita akan kirim pitcher dan catcher untuk tinggal di Chiba, pusat pelatnasnya mereka (Jepang)," kata Andika.

Di Chiba, atlet Indonesia yang dikirim akan menjalani latihan dan sekolah softball dari dua sampai enam bulan.

Pemerintah Jepang ingin memulai program tersebut pada bulan Mei tahun ini, namun PB Perbasasi masih mengomunikasikan formula yang tepat kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga.

"Kalau maunya Jepang dari Mei, selesai Asia Cup, pitcher kita tinggal di Jepang sampai SEA Games, jangan pulang lagi. Main di liganya mereka," kata Andika.

Kemudian Jepang juga menawari timnas Indonesia untuk bermain di Liga 2 softball Jepang pada bulan Juli.

Indonesia akan diuntungkan dengan program kerja sama tersebut, karena saat ini timnas memasang target untuk meraih emas SEA Games 2019 dan mengalahkan timnas Filipina.

Kemudian apa untungnya bagi Jepang menawarkan program tersebut?

"Kenapa dia membuat program seperti ini? Karena menurut dia, Jepang tidak memiliki lawan tanding yang cukup baik di Asia. Berangkatnya dari situ," kata Andika.

Performa timnas Jepang akan lebih buruk jika lawan tanding mereka, di negara-negara Asia, tidak tampil baik. "Akhirnya dia menawarkan ke beberapa negara, yang paling serius akhirnya dipilihlah Indonesia," kata Andika.

PB Perbasasi dan JSA telah sepakat untuk menjalankan program sister team itu hingga 2022.





 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019