Tim dayung Indonesia membawa pulang tiga medali perunggu Asian Games Hangzhou saat tuan rumah menunjukkan kedigdayaannya dengan memenangi seluruh enam nomor final yang mereka ikuti pada Minggu.

Perunggu pertama bagi tim dayung Indonesia sekaligus medali pertama bagi Kontingen Merah Putih dipersembahkan oleh Chelsea Corputty dan Mutiara Rahma Putri dari nomor lightweight women's double sculls yang dilombakan di Fuyang Waters Sports Centre pada hari yang cukup cerah.

Chelsea dan Mutiara sempat tertinggal di peringkat empat sebelum menyalip pasangan Iran Kimia Zarei/Nazanin Malaei pada menit-menit terakhir untuk menempati podium bersama pemenang nomor tersebut yaitu pasangan tuan rumah Jiaqi Zhou/Xiuping Qiu. Uzbekistan finis peringkat dua untuk medali perak.

Ihram dan Memo nyaris membawa pulang perak untuk Indonesia jika saja tidak tersalip oleh tim Uzbekistan jelang garis finis nomor men's double sculls, yang juga dimenangi oleh tim China.

Delapan pedayung Indonesia pada nomor men's eight juga sempat menempel ketat China selepas start. Namun, Rifqi Harits Taufiqurahman dkk. tak mampu mempertahankan posisinya setelah disalip tim India dan nyaris kehilangan podium jika saja mereka tak membalas serangan dari Uzbekistan jelang finis demi membawa pulang perunggu untuk Indonesia.

Hongkong mencuri satu medali emas ketika tak ada wakil China di nomor men's pair.

Baca juga: Indonesia raih perunggu ketiga dayung dari nomor men's eight

Pelatih tim dayung Indonesia Muhammad Hadris mengakui persaingan di cabang dayung Asian Games kali ini sangat berat mengingat tuan rumah menurunkan kekuatan tim utamanya.

"Di sini sangat menarik sebenarnya. Kami melihat China dengan tim A-nya, jadi persaingannya sangat berat karena kita tahu China adalah tim dayung terbaik di Asia," ungkap Hadris ketika ditemui Antara di Fuyang.

"Mereka salah satu peraih medali emas di Olimpiade, juga atlet putranya ada yang meraih perunggu, yaitu lawannya Ihram dan Memo tadi.

"Jadi fokus kami di sini adalah bersaing dengan negara-negara seperti Uzbekistan dan India, karena kami tahu kami bisa mengalahkan mereka," kata Hadris.

Sebelum tiba di Hangzhou, Hadris melihat progres tim Indonesia yang pernah mengalahkan China di ajang Piala Dunia Dayung II pada pertengahan tahun ini di Varese Italia, meskipun Negeri Tirai Bambu itu menurunkan tim B mereka.

"Dari sana kami berharap mudah-mudahan China itu memilih tim B mereka, akan tetapi ternyata mereka mengerahkan semua tim A-nya yang ikut kejuaraan dunia kemarin,"kata Hadris.

Baca juga: Tim dayung Indonesia raih perunggu kedua pada Asian Games Hangzhou

Tiga medali perunggu cukup menjadi hasil manis bagi tim dayung Indonesia melihat peta persaingan yang cukup ketat.

"Meskipun dari awal ketika kami melihat babak heat dan repechage, lalu pelatih strategi melihat catatan waktu negara-negara lain, kami menyadari ini sangat keras persaingannya.

"Namun demikian, kami hanya berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan medali," kata Hadris.

Mental pantang menyerah sebelum finis itulah yang dibangun oleh tim dayung Indonesia, yang pada hari ini sempat terancam kehilangan peluang medali.

"Hasil ini di luar ekspektasi kami... Kami sudah latihan sangat keras, dan itu tidak sia-sia. Kami harus percaya diri dengan semua latihan yang kami jalani," kata Mutiara setelah melakukan selebrasi di podium.

Indonesia menyisakan tiga laga final A pada hari terakhir cabang dayung yaitu di nomor men's four, women's quadruple sculls, dan men's quadruple sculls.

Baca juga: Determinasi jadi kunci Chelsea/Mutiara rebut perunggu dayung

Pewarta: A059
Editor: Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA 2023