Harris Horatius telah melewati titik terendah dalam hidupnya juga sebagai seorang atlet wushu, sebelum menolak menyerah dan pada akhirnya merasakan podium teratas di Asian Games Hangzhou, China, Selasa.
Atlet asal Medan, Sumatra Utara itu meraih medali emas pertamanya pada pesta olahraga multicabang terbesar di Asia, lewat kombinasi jurus-jurus tangan kosong dan tongkat yang memukau dewan juri nanquan+nangun di Xiaoshan Guali Sports Centre.
Harris pun mengubur mimpi buruknya pada debutnya pada Asian Games 2018 Jakarta di mana ia gagal mengeluarkan penampilan terbaiknya karena cedera.
"Banyak sekali yang terjadi selama empat tahun ini. Naik dan turun dalam hidup ini. Sempat mau berhenti karena pandemi tapi puji Tuhan ada orang-orang yang memberi dukungan, seperti orangtua, pelatih, dan pengurus. Semua sama-sama mendukung mengatakan bahwa Harris masih bisa," kata juara dunia nomor duilian itu ketika ditemui Antara selepas dikalungi medali.
"Saya percaya mereka, saya juga percaya kalau mereka itu punya harapan. Jadi apa yang dipercayakan kepada saya, ingin saya lakukan yang terbaik," kata dia.
Dukungan dari orang-orang terdekat itu menjadi motivasi dan kekuatan bagi Harris untuk terus berlatih.
Bahkan untuk Asian Games Hangzhou, pria kelahiran 11 Oktober 1995 itu harus rela berpisah sementara dari keluarga dan istrinya.
Baca juga: Atlet wushu Harris Horatius raih emas ketiga Indonesia di Asian Games
"Itu yang paling sulit, karena kemarin persiapan tiga bulan di China dan belum pulang sampai sekarang," kata suami dari Janice Jeconiah itu.
"Sehari sebelum pertandingan, pesan dari keluarga adalah berdoa, mengandalkan Tuhan dan libatkan Tuhan."
"Terus lakukan apa yang sudah ada di tangan kita. Talenta itu, kemampuan itu, apa yang sudah kita latih kita keluarkan saja. Hasil, biar Tuhan yang menentukan."
Berbekal semua itu, atlet yang mengidolakan mendiang Bruce Lee itu mampu tampil dengan kuda-kuda, jurus dan teknik pendaratan yang mantap.
Di nomor tangan kosong, Harris membuat para juri terpesona sehingga memberinya nilai penuh untuk kualitas dan tingkat kesulitan hingga mengumpulkan total poin 9,756, bahkan awak media setempat tercengang menyaksikan penampilan wakil Indonesia itu.
Perolehan poin Harris itu unggul 0,020 poin atas wakil Korea Selatan Yongmun Lee yang merupakan pemegang perunggu Asian Games 2018 di Jakarta pada nomor yang sama.
Keunggulan di nomor nanquan menjadi modal bagus Harris untuk meneruskan perjuangannya di nomor nangun atau tongkat dan Harris pun kembali menjadi yang terbaik dengan poin tertinggi 9,750, mengalahkan wakil Makau Junhua Huang dengan margin 0,010 poin.
Sementara pesaing terberat, Lee asal Korsel hanya mendapat poin rendah 7,366 pada penampilannya di nomor tongkat.
Unggul di dua nomor tersebut, Harris berhak membawa pulang status juara dan medali emas. Wakil Korea harus puas dengan perak dan wakil Makau Junhua Huang merebut perunggu.
Baca juga: Edgar lawan keraguan untuk bawa pulang medali perak Asian Games 2022
Baca juga: Klasemen medali Asian Games: Indonesia naik ke posisi tujuh
Pewarta: A059
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023