Berupaya memperbaiki upaya pertamanya sejauh 5,98m, Maria mendapati lompatan keduanya didiskualifikasi kemudian mengajukan protes untuk lompatan ketiganya yang juga dianggap tidak sah karena kakinya tidak berada di papan tumpuan saat melompat.
Lompatan ketiga itu penting karena menentukan apakah Maria masuk ke pertarungan final atau tidak.
"Ada sedikit gangguan di posisi lompatan ketiga. Lompatan saya dianulir fault padahal posisi kaki masih di papan tumpu, hanya pada saat melayang itu dianulir dianggap lewat, padahal posisi awalan saya menumpu tidak di sana, tidak kena sama sekali. Jadi lumayan mengganggu lompatan berikutnya," kata Maria ketika ditemui seusai perlombaan.
"Karena lompatan ketiga itu lompatan penentu saya masuk final atau tidak. Karena kan saya masih punya tiga lompatan, kalau itu memang tidak dianulir oleh mereka, saya dengan tenang masuk, karena peringkat kesembilan itu masih di posisi 6,08m," kata Maria.
Menyusul protes, juara Asian Games Incheon 2014 itu meneruskan upayanya di tiga kesempatan terakhir dan mampu melakukan lompatan terbaik 6,25m pada percobaan kelima.
Akan tetapi, setelah peninjauan kembali, tiga lompatan terakhir pemegang enam medali emas SEA Games dari lompat jauh dan lompat jangkit itu tidak masuk hitungan.
Pada akhirnya, Maria finis di peringkat ke-10 dengan catatan 5,98m yang dianggap sah oleh dewan juri.
Medali emas dibawa pulang wakil tuan rumah Xiong Shiqi dengan lompatan 6,73m. Ancy Sojan Edappilly merebut perak dengan 6,63m untuk India sedangkan Yue Nga Yan berhak atas medali perunggu untuk Hong Kong dengan catatan 6,50m.
Baca juga: Tim Indonesia melaju ke final lari estafet 4x100 meter putra
Baca juga: Maria Londa buktikan masih terbaik di nomor lompat jauh putri
Pewarta: A059
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023