Maria Natalia Londa harus menelan pil pahit pada final lompat jauh Asian Games Hangzhou yang kontroversial dan mengecewakan pada Senin malam.

Atlet berusia 32 tahun itu tak mampu mengeluarkan performa terbaiknya menyusul sejumlah diskualifikasi dan keputusan juri yang memicu perdebatan di Hangzhou Olympic Sports Centre Stadium.

Berupaya memperbaiki upaya pertamanya sejauh 5,98m, Maria mendapati lompatan keduanya didiskualifikasi, kemudian ia mengajukan protes untuk lompatan ketiganya yang juga dianggap tidak sah karena posisi kakinya saat menumpu menjadi perhatian juri.

Lompatan ketiga itu sangat menentukan bagi Maria karena hanya delapan besar dari 15 kontestan yang berlaga di final malam itu berhak mendapatkan tiga lompatan berikutnya untuk pertarungan medali.

Maria sendiri yakin upaya ketiganya merupakan lompatan terbaiknya malam itu dan berpeluang ke fase terakhir final meskipun ia realistis menghadapi lawan-lawan yang tangguh.

Baca juga: Maria Londa gagal raih medali lompat jauh Asian Games Hangzhou

"Asian Games kali ini, kalau boleh saya bilang mengecewakan. Semua sudah terjadi, saya sudah berproses," kata Maria seusai perlombaan.

"Ada sedikit gangguan di posisi lompatan ketiga. Lompatan saya dianulir fault padahal posisi kaki masih di papan tumpu, hanya pada saat melayang itu dianulir dianggap lewat, padahal posisi awalan saya menumpu tidak di sana, tidak kena sama sekali,"

Setelah berdebat cukup lama dengan panel juri, Maria diberi tiga lompatan terakhir untuk ikut fase terakhir final untuk perebutan medali.

Akan tetapi, keputusan juri di awal sudah kadung mengganggu ritme Maria dan lompatan berikutnya.

Meskipun Maria mampu mencatatkan lompatan terbaik 6,25m pada percobaan kelimanya. Namun, setelah peninjauan kembali, lompatan terbaiknya juga tiga lompatan terakhir pemegang enam medali emas SEA Games dari lompat jauh dan lompat jangkit itu tidak masuk hitungan dalam hasil resmi lomba yang dikeluarkan panitia.

Baca juga: Atlet Maria Londa tuntaskan S2 di Undiksha Singaraja Bali

Pada akhirnya, Maria finis di peringkat ke-10 dengan hanya catatan 5,98m yang dianggap sah oleh dewan juri.

Di tengah keputusan kontroversial itu, medali emas dibawa pulang wakil tuan rumah Xiong Shiqi dengan lompatan 6,73m. Ancy Sojan Edappilly merebut perak dengan 6,63m untuk India sedangkan Yue Nga Yan berhak atas medali perunggu untuk Hong Kong dengan catatan 6,50m.

"Saya pribadi di sini bukan hanya tentang mengikuti lomba, tapi kami ingin meraih prestasi terbaik," kata Maria yang pernah merasakan podium teratas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.

"Kalau saya diberi kesempatan tiga kali dan lompatan ketiga dianulir atau tidak diakui, itu rugi buat saya.

"Walaupun memang prestasinya bukan (peringkat) satu, dua, tiga, tapi hal itu berpengaruh secara psikis dan evaluasi dari pelatih akan berbeda.

"Tapi apapun sudah selesai, terima kasih dukungannya. Mohon maaf belum bisa memberikan yang terbaik dan medali tambahan untuk Indonesia."

Baca juga: Meski tidak podium, Robi dan Rikki pecahkan catatan waktu terbaik
Baca juga: Tim Indonesia melaju ke final lari estafet 4x100 meter putra

Pewarta: A059
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023