Salah satu alasan kekalahan tim nasional sepak takraw quadrant putri pada final melawan Vietnam yang berlangsung Rabu, adalah sikap para pemain yang kurang tenang.
 
Pada pertandingan tersebut, Indonesia bahkan sempat memenangi set pertama sebelum kemudian Vietnam menyamakan kedudukan dan berbalik menang 2-1.
 
Hal itu disampaikan pelatih Kumang Ramli saat ditemui di mixed zone di Jinhua Sports Centre Gymnasium, Jinhua, seusai pertandingan.
 
"Set pertama imbang tapi Indonesia masih tetap memimpin. Tapi di set kedua tadi itu yang duluan tapi disalip ya, mungkin anak-anak kurang tenang di set kedua itu," ujar Kumang.
 
Upaya Indonesia semakin berat setelah pada set ketiga, Kusnelia harus meninggalkan lapangan karena mengalami cedera. Saat itu kedudukan sedang imbang 7-7.
 
Kumang menilai peran Kusnelia cukup penting bagi tim asuhannya, sehingga absennya sang pemain kemudian cukup berdampak bagi timnas.
 
"(Ber)pengaruh karena memang dia (Kusnelia) yang benteng di sini. Sebetulnya dari Indonesia itu memang sudah sakit, tapi rencananya di tim tidak saya mainkan. Di tim tidak pernah saya mainkan, memang saya fokuskan di quadrant. Karena sudah mulai agak bagus kan, ternyata tadi jatuh," ujar Kumang.
 
Dalam skuat asuhan Kumang, terdapat nama Fujy Lestari yang merupakan anggota termuda di skuat itu. Namun menurut Kumang sang pemain mampu tampil bagus meski bermain dengan pemain-pemain yang lebih tua.
 
"Saya tahu persis itu anak. Karena dia anak bimbing saya. Saya tahu dia punya jiwa spikenya itu, yang jiwa petarung dia," tutur Kumang.
 

Pewarta: A080
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2023