Tim putra memesan tiket langsung ke final setelah bersaing ketat dengan China di babak kualifikasi heat dua dengan catatan 2:09,698 terpaut 0,013 detik dari tim tuan rumah.
Catatan itu juga menjadi catatan terbaik kedua di antara para peserta yang lolos ke final.
Di babak grand final, 14 pedayung perahu naga Indonesia sempat tertinggal setelah separuh jalan.
Muh Burhan yang menabuh genderang di depan menyemangati rekan-rekannya hingga mampu menyalip tim Thailand untuk menyodok ke peringkat kedua dan merebut medali perak dengan catatan 2:09,165.
Sedangkan tim China menjaga kecepatannya sejak start hingga menyentuh finis dengan margin tipis 0,013 detik dari Indonesia.
Thailand harus puas dengan perunggu setelah finis 1,637 detik berselang.
Baca juga: Indonesia rebut perak dan perunggu perahu naga 200m Asian Games
Di final 500m putri, Raudani Fitra dan kawan-kawan mengerahkan segala kekuatannya setelah tertinggal di peringkat keempat ketika mencapai titik 250m.
Pada separuh perjalanan terakhir, mereka menyalip Myanmar dan Thailand sebelum finis dengan catatan 2:23,190 untuk mengamankan medali perak.
Tim China yang sejak start memimpin lomba merebut emas dengan keunggulan 1,830 detik di posisi pertama.
Sementara Myanmar menyodok ke zona podium untuk membawa pulang perunggu.
Sebelumnya pada Rabu (4/10), Indonesia mengamankan satu medali perak perahu naga nomor 200m putri dan satu perunggu nomor 200m putra.
Baca juga: Tiga perunggu Asian Games, Rowing Indonesia terbaik di Asia Tenggara
Baca juga: Tim dayung Indonesia nyaris curi podium women's quad Asian Games
Pewarta: A059
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
COPYRIGHT © ANTARA 2023