Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan memanfaatkan Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2018 di Nanjing, China, sebagai ajang pemantauan peta kekuatan dan persaingan dalam pertandingan cabang bulu tangkis di Asian Games 2018.

"Keberhasilan para pemain dalam Kejuaraan Dunia 2018 menjadi suatu modal yang baik. Kepercayaan diri, keyakinan dan pengalaman atlet menjadi bekal bagi para atlet karena lawan-lawan dalam Asian Games juga hampir sama dengan kejuaraan dunia," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Susy Susanti di Jakarta, Kamis.

Indonesia, menurut peraih medali emas bulutangkis tunggal putri Olimpiade Barcelona Spanyol 1992 itu, masih mempunyai kesempatan dua pekan untuk memperbaiki penampilan dalam kejuaraan dunia menuju Asian Games 2018.

"Kalau menang dalam kejuaraan dunia, kita juga akan memantau persiapan agar tidak gagal mempertahankan kemenangan itu dalam Asian Games," katanya.

Baca juga: Susy Susanti harap warganet bijak dalam ajukan kritik

Perempuan bernama lengkap Lucia Francisca Susy Susanti itu pun berharap mendapatkan kejutan prestasi dari sektor tunggal putra, ganda putra, dan ganda campuran dalam Asian Games.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto mengatakan target medali cabang bulu tangkis dalam Asian Games adalah satu medali emas.

"Kami harus mengamankan target pemerintah yang dibebankan kepada kami melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Tapi, PBSI berharap dapat mempertahankan perolehan medali Asian Games 2014, yaitu dua medali emas," katanya.

Baca juga: Hanya bidik satu gelar Indonesia Terbuka 2018, ini alasan PBSI

Ia mengatakan ketidakhadiran pasangan unggulan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dalam Kejuaraan Dunia 2018 menjadi langkah PBSI untuk menyiapkan pasangan yang akrab disapa Owi/Butet itu menuju Asian Games.

"Umur tidak dapat dimanipulasi. Kami harus memberikan pertandingan sesuai dengan porsi mereka. Owi/Butet harus dijaga agar tidak cedera," demikian Achmad Budiharto.

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2018