Jakarta (ANTARA News) - Seluruh atlet dan ofisial Tim Republik Indonesia yang berlaga di Asian Games ke-18 tahun 2018 terlindung dari risiko kecelakaan dan kematian selama satu tahun ke depan dengan ikut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK).

Direktur Utama BPJS-TK Agus Susanto dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir menandatangani kerja sama kepesertaan atlet dan ofisial Tim Indonesia di Gedung BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta, Jumat malam.

Penandatangan itu, antara lain disaksikan oleh Sesmenpora Gatot Sulistiantoro Dewa Broto, Dewas BPJS Ketenagakerjaan Guntur Witjaksono, dua Ambasador Asian Games 2018 Pungky Afriecia (atlit voli) dan Arki Dikania Wisnu (pebasket).

Agus menjelaskan dengan adanya perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm), maka para atlet dapat fokus mempersiapkan diri berlatih secara optimal.

Manfaat utama perlindungan JKK itu berupa perlindungan mulai dari berangkat dari rumah ke tempat latihan, selama latihan dan bertanding dan sampai pulang ke rumah, jika terjadi kecelakaan pada masa itu, maka akan diobati! sesuai kebutuhan medis tanpa batasan biaya.

Atlet juga mendapat santunan pengganti upah yang dilaporkan sebesar 100 persen untuk enam bulan pertama, 75 persen untuk enam bulan kedua, 50 persen untuk selanjutnya.

Santunan jika mengalami kecacatan senilai 70 persen kali 80 bulan upah yang dilaporkan (maksimal 56 kali upah yang dilaporkan), santunan meninggal 48 kali upah yang dilaporkan.

Anak atlet dan ofisial juga mendapat bantuan beasiswa untuk satu orang anak senilai Rp12 juta bagi atlet dan ofisial yang mengalami kecelakaan kerja dan meninggal dunia/cacat total tetap.

Sementara itu, manfaat jaminan kematian berupa santunan senilai Rp24 juta, dan beasiswa untuk satu orang anak senilai Rp12 juta.

Gatot menyatakan baru kali ini atlet yang mengikuti ajang multi-cabang olah raga, seperti Asian Games yang dilindungi dari risiko kecelakaan dan kematian.
Pada Asian Games ke-17 pada 2014 sebelumnya di Incheon, Korea Selatan, sebanyak 7,8 persen atlit Indonesia yang berlaga mengalami cedera.

"Angka itu cukup besar. Jika uang hadiah habis untuk pengobatan cedera yang masa pemulihannya tiga minggu atau hingga tiga bulan, maka atlet yang sama juga tidak dapat apa-apa," ujarnya.

Ada pun Erick Thohir menambahkan, "Kami berharap, amit-amit, ya, semoga tidak ada yang cedera. Seandainya, ini seandainya, jika mengalami cedera juga, maka mereka sudah dilindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan hingga sembuh."

Baca juga: INASGOC dapat dukungan kendaraan operasional Asian Games 2018
Baca juga: INASGOC gandeng Slank dan DJ Dipha Barus

 

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2018