"Untuk wilayah Jakarta, selain suplai listrik yang sudah ada atau eksisting, kami tambah lagi suplainya dengan gardu bergerak, atau nama teknisnya mobile substation. Namun kami memiliki branding tersendiri yaitu 'power bank'," kata General Manager PLN Disjaya Muhammad Ikhsan Asaad di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, gardu-gardu bergerak tersebut dinamakan "power bank" karena berupa mobil, sehingga dapat berpindah-pindah dengan mudah. Terdapat sebanyak 51 unit "power bank" yang disebar di berbagai lokasi di Jakarta selama Asian Games.
"'Power bank' itu kami siagakan secara tersebar di tempat-tempat yang berkaitan dengan Asian Games, di antaranya di arena-arena pertandingan serta wisma atlet. Di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), ada 10 unit yang kami siapkan," ujar Ikhsan.
Di kawasan GBK, Senayan, sambung dia, unit-unit "power bank" tersebut ditempatkan di luar arena pertandingan, salah satunya di area fan zone, dining hall dan lain-lain. "Power bank" itu bersifat sebagai daya listrik tambahan.
"Selain daya tambahan, power bank itu juga berfungsi sebagai back up apabila listrik eksisting tidak mencukupi. Untuk menghindari terjadinya mati listrik atau kedip, maka kami bantu back up dengan power bank," tutur Ikhsan.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan mekanisme penggunaan "power bank" tersebut juga cukup mudah, yakni hanya cukup dengan menarik kabel dari gardu listrik terdekat, kemudian disambungkan ke "power bank" itu.
"Power bank juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan genset. Power bank itu lebih murah, lebih bersih dan tidak berisik. Sedangkan genset itu berisik, kotor dan mahal karena menggunakan solar sebagai bahan bakar," ungkap Ikhsan.
Oleh karena itu, pihaknya pun menyatakan kesiapannya untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games 2018, terutama di wilayah DKI Jakarta, dengan menyediakan pasokan listrik dalam jumlah besar.
(R027/A020)
Baca juga: PLN Disjaya siap sukseskan Asian Games 2018
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Irwan Suhirwandi
COPYRIGHT © ANTARA 2018