Jakarta  (ANTARA News) - Tim Nasional Indonesia Usia-23 tahun sedang menapaki jalan menuju Asian Games XVIII/2018, puncak dari segala persiapan yang mereka jalani dari pemusatan latihan hingga pertandingan uji coba sejak Januari lalu.

Pada Minggu, 12 Agustus 2018, Timnas Indonesia U-23 yang diasuh pelatih asal Spanyol Luis Milla akan menjalani pertandingan perdananya di cabang olahraga sepak bola putra Asian Games 2018 melawan Taiwan.

Adapun Indonesia ditargetkan meraih posisi empat besar turnamen multicabang se-Asia tersebut.

Bergabung di Grup A bersama Hong Kong, Laos, Taiwan dan Palestina, Indonesia sejatinya memiliki kans besar untuk bisa lolos ke babak selanjutnya yakni fase 16 besar. Ada dua alasan terkait hal itu.

Pertama, karena mekanisme turnamen. Di kompetisi sepak bola putra yang beranggotakan enam grup dari A sampai F, tim yang berhak melaju ke perdelapan final adalah juara grup dan peringkat kedua, ditambah empat peringkat ketiga terbaik.

Sistem seperti ini sebenarnya menguntungkan setiap tim. Seandainya gagal mengincar dua besar di grup, peserta tinggal mengupayakan bagaimana caranya mengakhiri penyisihan grup dengan menjadi peringkat tiga terkece.

Alasan kedua, kualitas tim-tim peserta di Grup A, yaitu Hong Kong, Laos, Taiwan dan Palestina, tidaklah sekuat tim seperti Jepang, Korea Selatan atau China, sehingga sangat mungkin untuk ditaklukkan.

Memang, dari peringkat Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) di Grup A, Indonesia (peringkat 164) cuma lebih baik dari Laos (peringkat 178). Bahkan Palestina berada pada posisi 100 besar (peringkat 99).

Namun, perlu digarisbawahi, peringkat FIFA hanya berlaku untuk tim nasional senior sehingga tidak bisa dijadikan patokan.

Tim nasional Indonesia U-23 sendiri memiliki catatan pertandingan cukup bagus sepanjang laga uji coba maupun pada turnamen persiapan Asian Games 2018.

Setelah membantai "adiknya", Timnas U-19 dengan skor 5-0 pada Februari 2018 dan Timnas U-23 Singapura 3-0 dalam laga tanding bulan Maret 2018, Indonesia menemukan lawan-lawan tangguh Asia dalam kompetisi "PSSI Anniversary Cup 2018" pada April.

Meski tidak ada kemenangan yang diraih dari turnamen berpeserta empat negara itu, Indonesia memperlihatkan penampilan cukup baik dengan hanya sekali kalah yakni dari Bahrain dengan skor 0-1.

Sisanya, Timnas Indonesia U-23 mampu mengimbangi Korea Utara dan juara Piala U-23 Asia 2018 Uzbekistan, keduanya dengan skor 0-0. Kemudian berlanjut menghadapi Thailand pada dua pertandingan persahabatan 31 Mei dan 3 Juni, dengan hasil Indonesia kalah 1-2 pada pertemuan pertama dan seri 0-0 dalam partai selanjutnya.

Adapun saat laga uji coba internasional terakhir Timnas U-23 yang berlangsung pada akhir Juni 2018 yakni melawan Korea Selatan, kedudukannya hampir saja imbang 1-1 seandainya Han Seung-gyu tidak mencetak gol beberapa detik menjelang laga berakhir dan membuat Korea Selatan menang 2-1.

"Secara permainan kami tidak kalah karena kami bermain dengan hati," ujar gelandang serang Timnas Indonesia U-23 Septian David Maulana usai laga kontra Korea Selatan itu.

Capaian membuat lima gol dan kemasukan lima gol dari tujuh laga internasional merupakan raihan yang cukup apik, apalagi di dalamnya termasuk menahan imbang tim-tim kuat seperti Korea Utara dan Uzbekistan serta hampir bermain seri dengan Korea Selatan.

Hal positif lainnya, Indonesia sudah mencicipi pertandingan melawan tim dari beragam kawasan Asia, seperti Asia Barat (Bahrain), Asia Timur (Korea Selatan dan Utara) serta Asia Tenggara (Singapura dan Thailand).

Dan terakhir, Tim Nasional Indonesia bisa dikatakan berpengalaman tampil di Asian Games. Timnas Indonesia U-23 berpartisipasi di Asian Games 2006 dan 2014 dengan torehan terbaik melaju ke babak 16 besar.

Sebagai informasi, Asian Games 2002 merupakan Asian Games pertama yang mewajibkan tim sepak bola putra menurunkan pemain berusia di bawah 23 tahun atau U-23 dengan tambahan tiga pemain senior.

Sementara di tingkat timnas senior, prestasi terbaik Timnas Indonesia adalah meraih perunggu kala Asian Games 1958 di Jepang. Ini menjadi modal apik untuk bisa meloloskan diri dari Grup A Asian Games 2018.

Lantas, bagaimana kekuatan empat negara lain di Grup A?

Pertama, Palestina. Timnas U-23 Palestina bisa dikatakan tim terkuat di Grup A Asian Games 2018. Meski negerinya dilanda perang dan baru diangkat menjadi anggota FIFA pada 2018, tim muda Palestina membuktikan diri sebagai salah satu kesebelasan muda terbaik di kawasan Asia.

Timnas U-23 Palestina dengan gemilang sukses lolos ke Piala U-23 Asia AFC 2018 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Kemudian pada turnamen yang digelar di China, 9-27 Januari 2018 itu, Palestina langsung menggebrak dengan melaju hingga perempat final.

Pelatih timnas U-23 Palestina Ayman Sandaouq diyakini juga memanggil tiga pemain senior, yang berusia di atas U-23 tahun, untuk melengkapi skuatnya seperti bek sekaligus kapten timnas senior Abdelatif Bahdari dan gelandang Sameh Maraaba.

Pada masa persiapan, timnas U-23 menundukkan juara Piala U-23 AFC 2018 Uzbekistan dengan skor 2-1, menahan imbang Oman 1-1 dan kalah 1-2 dari timnas U-23 Vietnam dalam turnamen ekshibisi di Vietnam pada awal Agustus 2018 yang akhirnya dijuarai oleh tim tuan rumah.

Untuk level Asian Games, timnas U-23 Palestina termasuk tim berpengalaman dengan selalu tampil di edisi 2002 hingga 2014 dengan torehan terbaik melaju ke babak perdelapan final di Asian Games 2014.

Kedua, Hong Kong. Sejak Asian Games 2002, timnas U-23 Hong Kong tampil apik dan selalu mencatatkan peningkatan prestasi.

Pada Asian Games 2002 di Korea Selatan, Hong Kong menjadi tim terbaik ke-14 dari 24 peserta dengan meraih satu kemenangan dari tiga laga meski tidak bisa melaju ke babak selanjutnya.

Kondisi ini terus membaik. Mereka selalu tampil di Asian Games 2006, 2010 dan 2014. Dan di Asian Games 2014 itu, Hong Kong menduduki peringkat ke-10 terbaik setelah lolos ke 16 besar, dengan memenangi dua dari empat pertandingan yang dilewatinya.

Di Asian Games 2018, Hong Kong yang dilatih Kenneth Kwok Ka-lok menyertakan tiga peman senior yakni Fernando Recio Comi, Lam Ka Wai dan Jorge Tarres Paramo. Mereka juga diperkuat pemain berusia 21 tahun yang bermain di kompetisi tingkat perguruan tinggi (NCAA) Amerika Serikat Remi Dujardin.

Ketiga, Taiwan. Walau pernah meraih medali emas di cabang olahraga sepak bola Asian Games pada tahun 1954 dan 1958, Taiwan tercatat belum pernah tampil dengan timnas U-23 di Asian Games.

Sebab, kala peraturan U-23 diterapkan mulai Asian Games 2002, Taiwan absen di cabang olahraga sepak bola putra sampai Asian Games 2014. Artinya, Asian Games 2018 menjadi debut pertama timnas U-23 mereka di Pesta Olahraga Asia tersebut.

Minimnya pengalaman anak-anak asuh pelatih Peng Wu Song itu bisa menjadi titik lemah. Apalagi, mereka tidak membawa pemain yang merumput di Liga Inggris bersama tim Crystal Palace, William Donkin.

Demi meminimalkan kekurangan itu, Peng Wu Song membawa tiga pemain senior yakni penjaga gawang Pan Wen Chieh serta dua bek wang Rui dan Chen Ting Yang.

Keempat, Laos. Tim nasional U-23 Laos pertama kali tampil di Asian Games pada tahun 2014 di Korea Selatan. Ketika itu, mereka menjadi tim ketiga terburuk sepanjang turnamen.

Berbicara persaingan dengan tim nasional Indonesia di semua kelompok umur, Laos selalu berada di bawah dominasi Indonesia.

Peluang Laos cukup berat untuk bisa lolos dari fase grup Asian Games. Akan tetapi, tim yang saat SEA Games 2017 di Malaysia dilatih David Booth ini bisa saja membuat kejutan seandainya bisa tampil spektakuler.

Baca juga: Indonesia siapkan stamina setelah Palestina masuk grup A
Baca juga: Seluruh arena Asian Games di Jawa Barat siap digunakan
Baca juga: Jadwal pertandingan dan harga tiket sepak bola Asian Games 2018.



 

Pewarta:
Editor: Dewanti Lestari
COPYRIGHT © ANTARA 2018