"Selama ini kami berlatih di tempat latihan milik Pak Icuk Sugiarto di Sukabumi. Dia sebenarnya menyediakan tanah untuk dibangun sebagai lapangan latihan bola tangan jika ada dananya," kata Kadir di Jakarta, Jumat.
Tim bola tangan Indonesia, menurut Kadir, berlatih di lokasi latihan di Sukabumi bersama tim takraw Indonesia dan atlet-atlet bulu tangkis.
Kadir berharap keikutsertaan tim bola tangan Indonesia dalam Asian Games ke-18 itu menjadi tonggak sejarah pembinaan atlet yang berkelanjutan demi mengikuti kejuaraan-kejuaraan bergengsi internasional.
"Atlet-atlet kami saat ini pada tim putri bukan murni dari cabang bola tangan. Mereka berasal dari cabang atletik, bola basket, bola voli, bahkan karate di masing-masing daerah," katanya tentang tim putri bola tangan Indonesia yang terdiri dari 16 atlet itu.
Kadir optimistis terhadap perkembangan atlet-atlet asuhannya menyusul program jangka panjang yang telah disusun bersama tim pelatih bola tangan Indonesia.
"Kami hanya punya satu atlet yang berusia 23 tahun. Sisanya, atlet-atlet usia 17-18 tahun. Kami ingin pembinaan atlet-atlet muda berjalan terus untuk mengikuti kejuaraan tunggal tingkat Asia Tenggara ataupun Asia," katanya.
Kadir merujuk pada pembinaan bola tangan di Thailand yang berawal dari tuan rumah Asian Games di Bangkok pada 1998.
"Mereka membina atlet-atlet bola tangan di sekolah-sekolah dasar. Mereka juga punya sekolah-sekolah olahraga di berbagai daerah yang mempunyai lapangan bola tangan," katanya.
Selain Thailand, Indonesia juga dapat belajar dari pembinaan atlet bola tangan dari Vietnam.
"Kami baru kembali dari latihan selama sebulan di Vietnam. Vietnam tidak turun dalam Asian Games dan lebih memilih kejuaraan dunia bola tangan yang bagi mereka lebih bergengsi," ujar Kadir.
Tim bola tangan Vietnam, lanjut Kadir, unggul dalam cabang bola tangan pantai, baik tim putra maupun tim putri.
Baca juga: Bola tangan - Tim putri Indonesia bidik kemenangan atas Malaysia
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Irwan Suhirwandi
COPYRIGHT © ANTARA 2018
