"Asian Games ini bukan hanya sebuah peristiwa olahraga tetapi juga bentuk unjuk kemampuan menyelenggarakan perhelatan internasional. Kekompakan semua elemen masyarakat adalah kunci keberhasilan penyelenggaraan dan juga prestasi para atlet," kata Hilmar usai membuka Pameran Sejarah Asian Games dengan tajuk Olahraga dan Pembangunan Etos Kerja (Energi yang Tak Pernah Padam) di Museum Nasional, Jakarta, Sabtu.
Penyelenggaraan Asian Games untuk kedua kalinya di Indonesia, menurut dia, menjadi momen penting dalam membangun etos kerja masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur fisik yang dilakukan semakin berdampak pada pembangunan karakter dan budaya baru di masyarakat Indonesia.
Baca juga: Pendukung Korea serbu Stadion Si Jalak Harupat
Menurut Hilmar, melalui penyelenggaraan Asian Games 2018 telah terjadi dorongan besar untuk melakukan pembangunan secara fisik. Namun, yang perlu dipahami publik, dengan adanya pembangunan fisik tersebut secara bersamaan bangsa Indonesia juga sedang berproses membangun budaya baru.
"Bung Karno dulu kan fokusnya membangun bangsa, bagaimana mempersatukan orang Indonesia dalam sebuah kegiatan raksasa," ujar Hilmar.
Oleh sebab, kata dia, itu memang akan ada ujian kemampuan. Pekerjaan raksasa tersebut dapat terlaksana jika didukung kebudayaan masyarakat yang solid.
Semangat pembangunan infrastruktur, baik untuk tempat perlombaan Asian Games dan konektivitas, harus dibarengi dan dilanjutkan dengan pembangunan kebudayaaan dan peradaban bangsa, kata dia.
"Sesuai dengan pernyataan Presiden Joko Widodo pada pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2018. Karakter, semangat, etos seperti ini yang kita perlukan untuk membangun peradaban baru Indonesia di tengah kemajuan infrastruktur," kata Hilmar.
Baca juga: Wulan Guritno ajak masyarakat sukseskan Asian Games 2018
Baca juga: JFlow antusias hadiri pembukaan Asian Games 2018
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Virna P Setyorini
COPYRIGHT © ANTARA 2018
