Selain daftar penampil yang akan memeriahkan malam pembuka pesta olahraga besar se-Asia, tidak banyak yang diketahui publik mengenai apa yang akan mereka suguhkan pada mereka.
Sorak kagum dan pujian mengalir setelah menyaksikan ribuan penari ratoh jaroe yang membuka upacara, membentuk pola-pola tertentu dari kombinasi gerak dan permainan warna dari kostum, sebelum para atlet dari puluhan negara berparade memasuki stadion.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf yang mengikuti perjalanan Asian Games 2018 sejak awal mengaku ikut terpana, sama seperti yang dirasakan oleh penonton yang dikejutkan dengan penampilkan spektakuler.
"Opening ceremony adalah sebuah event yang penting untuk game besar, kalau opening gagal, kesananya lemas, ini tanggapannya luar biasa," ujar Triawan di konferensi pers, Sabtu (18/8) malam, setelah acara pembukaan.
Triawan menambahkan, para menteri dan Presiden Joko Widodo turut senang menyaksikan pembukaan yang megah dan meriah.
Reaksi positif penonton dan hasil yang memuaskan membuat pemerintah semakin optimistis akan kemampuannya menyelenggarakan acara besar, meski masih harus belajar dari sana-sini agar dapat membuat acara yang jauh lebih bagus kelak.
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat upacara pembukaan dan penutupan Asian Games adalah 47 juta dolar AS, lebih sedikit dari rencana anggaran awal yang memakan 52 juta dolar AS.
Triawan menambahkan, biaya ini jauh lebih kecil dibandingkan acara-acara sejenis di negara lain. Misalnya upacara Piala Dunia di Sochi, Rusia yang menghabiskan dana 500 juta dolar.
"(Penggunaan) uang kami efisienkan," kata Triawan.
Semalam, penonton menyaksikan ribuan penari membawakan tarian kolosal sejak kerajaan Sriwijaya hingga kerajaan Majapahit yang dibagi dalam empat tema air, bumi, angin, dan api untuk menunjukkan kekayaan alam dan laut Indonesia.
Para penyanyi ternama juga meramaikan panggung dengan medley lagu daerah diiringi tarian-tarian indah yang mewakili keragaman budaya Nusantara.
Direktur kreatif Wishnutama mengungkapkan, tantangan yang ia hadapi adalah memamerkan keberagaman budaya Indonesia yang jumlahnya sangat banyak.
Banyak perubahan di sana-sini, termasuk bongkar pasang lagu, untuk mengakomodasi keberagaman tersebut. Perbedaan yang jadi kekuatan, itu juga pesan yang ingin disampaikan dalam pembukaan Asian Games 2018.
"Kita memiliki budaya beragam dan banyak, Jika kita dalam harmoni dan bekerja sama dengan baik, kita bisa menjadikan perbedaan jadi kekuatan," Wishnu mengungkapkan pesan yang tersirat dari upacara pembukaan itu.
Gunung megah dari keterbatasan
Sebuah gunung besar lengkap dengan bukit dan air terjun adalah secuplik kekayaan alam Indonesia jadi latar panggung sepanjang 120 meter, lebar 30 meter, serta tinggi 26 meter.
Siapa sangka, ide gunung yang puncaknya jadi tempat berkobarnya api dari obor terakhir yang dibawa oleh legenda bulu tangkis Susy Susanti itu dibuat akibat keterbatasan.
Direktur kreatif Wishnutama mengungkapkan atap stadion Gelora Bung Karno yang dulu dibangun demi Asian Games 1962 tidak bisa menopang beban yang terlalu berat, tidak seperti stadion-stadion modern.
Sebagai konsekuensi, mereka tidak bisa memasang banyak pencahayaan atau proyeksi di atap, juga membuat pertunjukan di mana penampil diangkat dengan tali, melayang di atas panggung.
Biaya dianggap terlalu besar bila mereka ingin membuat atapnya bisa menahan beban lebih berat, jadi Wishnutama harus memutar otak untuk membuat panggung yang tinggi dan menarik.
Ternyata gunung besar ini multifungsi. Tidak hanya menjadi panggung, tempat menyalakan api dari obor, bagian belakangnya sekaligus jadi backstage dan menyelubungi segala macam benda yang dibutuhkan untuk acara semalam.
"Bisa menyembunyikan segala macam sistem di belakang itu, matahari, burung garuda, air, ada 150.000 liter air," kata dia.
Persiapan singkat
Hanya ada waktu sekitar setahun untuk mempersiapkan pembukaan Asian Games, tergolong singkat untuk sebuah acara besar.
Ia membandingkan, Inggris yang sudah berpengalaman di dunia hiburan saja butuh 10 tahun untuk menyiapkan Olimpiade London.
Walau tugasnya berat, dia tetap bersemangat menjalankannya bersama tim yang terdiri dari Addie MS dan Ronald Steven di bagian musik, Denny Malik dan Eko Supriyanto di bagian koreografi serta Rinaldy Yunardi dan Dynand Fariz di bagian busana.
Banyak yang dirahasiakan karena ingin semuanya jadi kejutan. Salah satunya aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memadukan video rekaman dengan siaran langsung di mana Jokowi digambarkan menaiki motor di tengah jalan yang macet saat menuju GBK.
Baca juga: Cerita di balik Jokowi menunggang motor paspampres
Perjalanan pemotor yang digambarkan sebagai Jokowi itu diwarnai rintangan, bak adegan-adegan menegangkan di film aksi. Adegan ini sekilas mengingatkan penonton dengan perjalanan James Bond (Daniel Craig) bertemu dengan Ratu Elizabeth sebelum membuka Olimpiade London.
Wishnutama sempat berbincang secara khusus dengan Presiden Jokowi untuk mematangkan konsep yang disambut baik oleh Presiden.
Terasa lebih mudah, kata Wishnu, karena Jokowi memang terbuka dan santai menerima ide-ide kreatif seperti itu.
Namun, ia menegaskan video Jokowi naik motor ke GBK tidak ada hubungannya dengan politik. "Murni konsep kreatif,"katanya.
Kerja tim
Soal musik, Addie MS menganggap menggarap acara pembukaan Asian Games merupakan salah satu pengalaman tak terlupakan. Biasanya ia punya peran sentral saat membuat pertunjukan orkestra yang ditentukan sesuai seleranya sendiri, tentu dengan konsekuensi yang bakal ditanggung sendiri.
"Kali ini skalanya jauh lebih besar, elemennya ada banyak, saya belajar yang paling menentukan itu kerja tim, bukan kehebatan si A, B atau C," kata Addie yang belajar menanggalkan ego demi kesuksesan tim.
Addie bekerja sama dengan Ronald Steven, musisi berbakat yang ditantang untuk memadukan suara-suara alat musik tradisional seperti gamelan hingga talempong ke dalam musik modern secara harmonis.
Ia mengatakan ingin semuanya terdengar otentik sehingga langsung memboyong alat-alat musik tradisional ke studio. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya sampai memenuhi tiga truk.
"Di studio sampai susah jalan karena dipenuhi alat musik," kata Ronald seraya tersenyum.
Baca juga: "Zamrud Khatulistiwa" hingga medley lagu-lagu daerah di Asian Games 2018
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018