Bogor (ANTARA News) - Federasi Aerosport Indonesia (FASI) siap mengukir sejarah baru Paralayang di Asian Games 2018 dengan memberikan hasil yang terbaik, menyumbang emas bagi Indonesia. 
   
"Paralayang masuk dalam Asian Games 2018 ini baru pertama, FASI akan berbuat maksimal dan mengukir sejarah," kata Pengurus FASI Agung S kepada media di arena landing Paralayang, Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu. 
   
Federasi olahraga aeronautika internasional, dan Asia, termasuk federasi dari seluruh negara telah berjuang agar olahraga kedirgantaraan ini bisa masuk dalam olimpik seperti Sea Games, Asian Games dan Olimpiade. 
   
Tahun 2011 Paralayang berhasil masuk dalam Sea Games, dan tahun ini untuk pertama kalinya juga masuk dalam Asian Games. Perjuangan panjang juga sedang dilakukan agar masuk dalam Olimpiade di Paris 2024.
   
Pada Asian Games ini paralayang diikuti 17 negara, ada 112 pilot atau atlet yang berkompetisi. Untuk memperebutkan enam emas di dua kategori yakni ketepatan mendarat atau akurasi (accurasy) dan lintas alam (cross country). 
   
Agung menyebutkan, FASI sebagai anggota dari federasi aerosport dunia dan Asia bangga dengan masuknya paralayang dalam Asian Games. Ini yang membuat Presiden FAI, Frits Brink dan Presiden ASFA hadir langsung untuk melihat pelaksanaannya di Gunung Mas, Bogor, Jawa Barat. 
    "
FASI anggota dari FAI dan ASFA merasa bangga, kita pada akhirnya bisa ikut bertanding," kata Agung. 
   
Indonesia menurunkan delapan atlet di cabang olahraga paralayang, terdiri atas lima atlet putra, dan tiga atlet putri. Semuanya, siap untuk merebut emas untuk bangsa. 
   
Lima atlet putra yakni Jafro Megawanto, Roni Pratama, Aris Apriansyah, Joni Efendi, dan Hening Paradigma. Untuk putri kami menurunkan Ike Ayu, Rika Wjiayanti, dan Lis Andriana,
   
"Kita berkompetisi tidak hanya untuk senang-senang, tapi terbang untuk membuat prestasi dan bisa menyumbang sesuatu untuk bangsa, untuk merah putih," kata Agung. 
   
Terkait target medali, Agung menyatakan paralayang optimistis untuk mendapatkan medali sebanyak mungkin bagi Indonesia.
   
Sementara itu, Manajer Kompetisi, Wahyu Yudha menambahkan, kompetisi sudah dimulai hari ini dengan agenda latihan resmi diikuti 17 negara 94 pilot. Nilai pada babak pertama ini akan diambil sebagai nilai cadangan. 
   
"Kompetisi ini diikuti negara-negara yang kuat di paralayang seperti Jepang, China, Thailand, Nepal, dan Indonesia. Juga ada beberapa negara yang baru ikut kejuaran seperti Iran, Qatar, Afganistan, Arat Saudi, dan Mongolia," kata Yudha.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018