"Saya sudah mempersiapkan diri secara maksimal dalam pertandingan mendatang. Saya turun di kelas degen. Lawan terberat saya adalah atlet dari Korea dan Jepang," kata Aisyah Elizabeth di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan, Jakarta, Senin.
Ia mengatakan pada umumnya semua atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games pasti sudah mempersiapkan diri secara matang, namun melihat dari pertandingan-pertandingan mereka (atlet Korea dan Jepang) dari segi teknik serangan, tangkisan cukup bagus.
"Mereka dalam mengatur strategi penyerangan lebih siap. Termasuk juga memasang kuda-kuda penyerangan sangat kuat. Nah, hal ini yang saya perlu waspadai dalam pertandingan yang akan diselenggarakan pada Jumat (24/8)," ujarnya.
Aisyah Elizabeth mengaku pihaknya tidak akan gentar turun dalam kelas degen putri perorangan. Semuanya sudah disiapkan secara matang sesuai dengan arahan dari tim pelatih.
"Kalau dari kemampuan atlet kita udah siap. Karena pelatih sudah menempa mental agar siap dan tak grogi menerima serangan lawan saat bertanding," ucapnya.
Di tanya apa kelebihan atlet dari negara Korea dan Jepang? Menurut dia, mereka lebih berpengalaman, karena semakin sering mereka bertanding. Dengan demikian pengalaman mereka lebih luas dalam menguasai teknik pernyerangan guna mendapatkan poin.
"Dalam dunia olahraga, semakin sering mengikuti pertandingan, maka pengalaman akan lebih luas. Sebab teknik-teknik yang dilatih bisa diaplikasikan secara langsung pada pertandingan tersebut," katanya.
Sementara itu, Tim Manager Anggar Indonesia Muslimin mengatakan memang dalam kejuaraan Asian Games tantangan cukup berat dari negara-negara yang disebutkan oleh Aisyah Elizabeth.
"Namun demikian kami secara optimistis mendukung semua atlet anggar kita yang bertanding untuk mendapatkan kemenangan. Memang untuk cabang atlet anggar tidak memiliki target yang muluk-muluk dalam ajang olahraga negara-negara Asia empat tahunan ini. Yang terpenting mampu tampil terbaik terhadap atlet yang dilatihnya," kata Muslimin menegaskan.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018