"Persiapannya sudah mencapai 95 persen. Masih ada beberapa yang belum selesai, seperti 'connecting' antara pihak IT dengan videotron dan 'conecting' dengan pihak Tissot terkait pencatatan skor," kata Manajer Kompetisi Pencak Silat, Sunarno di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin.
Ia menargetkan pada Senin ini permasalahan-permasalahan itu sudah selesai, sehingga diharapkan menjelang pelaksanaan pertandingan Pencak Silat dalam laga empat tahunan Asian Games tidak ada masalah.
Sunarno mengaku pihaknya dikejar waktu dalam pembuatan arena Pencak Silat pada Asian Games ini. Ada beberapa kendala pembuatan panggung sehingga menyebabkan 'connecting' mengalami keterlambatan.
"Padahal kita sudah siap jauh-jauh hari dan gedung sudah siap untuk digunakan. Tapi karena ada keterlambatan dari pihak vendor, maka menjadi telat semua. Kita punya waktu satu hari ini untuk menyelesaikan," ujarnya.
Mengenai penataan lainnya, seperti pendingin udara, tempat duduk dan lampu tidak ada masalah.
"Sudah kita siapkan semua, mulai lampu, pendingin udara, kamera replay dan tempat duduk," katanya.
Silat naik kelas
Penataan arena Pencak Silat, kata Sunarno, sudah ditingkatkan levelnya, sesuai mottonya, yakni 'Silat naik kelas'. Silat yang dulunya merupakan olahraga kampung sudah naik levelnya menjadi olahraga internasional.
"Biasanya matras dihampar diatas ubin, namun dalam perhelatan Asian Games matras dihampar matras diatas panggung dengan ketinggian 40 cm. Secara gelanggang arena, kita sama dengan gelanggang olahraga beladiri lainnya, seperti taekwondo, karate dan lainnya. Bahkan, kita juga menggunakan kamera (video) replay, manakala pelatih tidak puas dengan skor yang diberikan wasit juri," ucap Sunarno.
Baca juga: Pencak silat di Asian Games membantu pengakuannya sebagai warisan dunia
Baca juga: Wewey Wita ingin sumbangkan emas sebagai kado kemerdekaan Indonesia
Baca juga: Presiden targetkan dua emas dari pencak silat
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018