Jakarta (ANTARA News)- Timnas bola tangan putri Indonesia dipaksa tunduk kepada tim Hong Kong  setelah kalah 35-11 dalam pertandingan babak penyisihan grup B Asian Games 2018 di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa malam.

Pelatih bola tangan putri Indonesia Abdul Kadir mengaku anak asuhnya pada pertandingan melawan Hong Kong tidak menampilkan permainan terbaiknya.

“Sebenarnya pada babak pertama Dimenit menit awal kita sudah bisa mengimbangi permainan dari Hong Kong namun saat sudah tertinggal semangat anak-anak kita justru menurun,” katanya.

Kondisi seperti ini bermula semenjak kekalahan atas tim Thailand pekan lalu. Padahal saat melawan Malaysia timnas Indonesia menang telak.

Ia mengatakan pada pertandingan terakhir nanti anak-anak asuhnya akan bermain semaksimal mungkin walaupun nantinya akan bertemu dengan Jepang yang di atas kertas memang diunggulkan. 

“Kami tahu Jepang adalah tim yang sangat kuat. Kita mau buat strategi bagaimanapun juga nantinya tetap kalah. Karena kami punya pengalaman dengan itu,” tambahnya.

Namun kata dia pihaknya akan bermain dengan penampilan terbaik, walaupun pada akhirnya kalah.

Sementara itu penyerang timnas Indonesia Lia Aprilia ditemui usai pertandingan itu juga mengaku belum maksimal seluruh potensi yang dikeluarkan oleh timnya.

“Kalau dibandingkan dengan dua tim sebelumnya seperti Thailand dan Hong Kong menurut saya kekuatannya tidak jauh berbeda. Tetapi memang teman-teman belum mengeluarkan permainan terbaiknya.

Melawan Jepang nanti, Lia berjanji bersama teman-teman akan berusaha memberikan permainan terbaik mereka.

Pantauan Antara, aksi saling serang ditampilkan oleh kedua tim dalam pertandingan itu.  Namun pada babak pertama Hong Kong unggul jauh dari Indonesia yakni 17-5.

Memasuki babak kedua intensitas serangan dari Hong Kong semakin meningkat. Indonesia sulit mengejar ketertinggalan skor, sehingga sampai pada wasit meniupkan pluit tanda berakhirnya babak kedua, papan skor menunjukan 33-11 dengan kemenangan bagi Hong Kong.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018