Subang, Jawa Barat (ANTARA News) - Pebalap Korea Selatan Ahreum Na mengalahkan ketakutan terbesarnya dengan menjuarai balap sepeda jalan raya individu putri Asian Games 2018 yang digelar di Subang, Jawa Barat, Rabu.

Na menyelesaikan balapan sepanjang 104 km mengelilingi Subang itu dalam waktu 2 jam 55 menit 47 detik.

Na menggungguli pebalap China Yixian Pu yang finish satu menit 20 detik kemudian di peringkat kedua untuk mengamankan medali perak.

Sementara itu tempat ketiga diraih oleh pebalap Jepang Eri Yonamine, yang kalah sprint dengan Pu di garis finis.

"Negara-negara yang lain menurunkan para pebalap yang tangguh, tapi lawan terberat saya adalah diri saya sendiri. Jadi saya ingin menang untuk mengalahkan diri saya sendiri," kata Na usai menerima medali emas.

Na mengakui jalur balapan di Subang tersebut cukup menantang.

"Tapi para penonton di sepanjang jalan ikut bersorak untuk saya, itu membuat saya semangat," kata Na.

Di sepanjang awal balapan, Na tetap berada di peleton utama menyimpan tenaga untuk 20 km terakhir yang didominasi tanjakan menuju ke finis yang berada di Jalan Raya Cagak.

Baru pada trek tanjakan menuju finis, Na mulai menyerang dan bersaing ketat dengan pebalap China dan Jepang hingga menyentuh garis finis pertama kali.

"Kita datang sebagai tim dan kami bekerja sama, dan sekarang saya di sini," kata Na.

Sementara itu, pebalap tuan rumah Azizah Farchana dan Yanti Fuchiyanti finis di peringkat 15 dan 16, masing masing dengan selisih enam menit 51 detik dan 9 menit 14 detik dari sang juara.

Yanti Fuchiyanti, yang menjadi unggulan Indonesia di nomor tersebut, sempat memimpin di awal balapan meninggalkan peleton utama.

Pebalap sepeda asal kota hujan Bogor itu pun sempat memimpin jauh dengan selisih waktu tiga menit dari peleton utama.

Tapi di km 50-60 posisi Yanti mulai melorot dan masuk kembali ke grup.

"Sepertinya kami melakukan kesalahan strategi dengan terlalu awal 'take away'," kata Yanti.

Yanti pun mengaku sempat mengalami kram kaki di 20 km terakhir sebelum finis.

"Kalau mau 'all out' seharusnya di 30 km menjelang finis, jadi tak sesuai strategi," kata Yanti.

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Irwan Suhirwandi
COPYRIGHT © ANTARA 2018