Dari empat alat yang ditandingkan, China meraih skor 165,25 dengan rincian meja lompat (vault) meraih skor 41,45, palang bertingkat (uneven bars) 41,65, lantai (floor exercise) 39,3, dan balok keseimbangan (balance beam) 42,85.
Sementara itu, medali perak diraih Korea Utara dengan skor 157,35 dan perunggu diraih Jepang dengan skor 157,15.
Adapun China memainkan tiga atlet dalam final kategori tim tersebut, yaitu Luo Huan, Liu Tingting, dan Liu Jinru.
Total China meraih dua emas pada pertandingan final kategori tim. Sebelumnya pada pertandingan yang dilakoni pada Rabu siang di tempat sama, tim senam putra China juga berhasil meraih emas.
Total delapan negara yang masuk babak final tersebut. Indonesia harus puas menempati paling buncit karena hanya meraih skor 129.35.
Adapun rincian skor Indonesia dari empat alat tersebut adalah meja lompat meraih skor 37,6, palang bertingkat 27,9 lantai 31,8, dan balok keseimbangan 32,05.
Indonesia menurunkan tiga pesenamnya dalam babak final tersebut antara lain Amalia Fauziah, Armartiani, dan Tazsa Devira.
Seusai pertandingan, Tazsa mengaku belum maksimal saat melakoni babak final tersebut.
"Boleh dibilang sih tiga alat kurang maksimal, waktu latihan sih lebih baik mestinya lebih baik lagi," ucap Tazsa.
Selain itu, ia juga mengaku gugup karena baru pertama kali ikut babak final pada ajang Asian Games.
"Lumayan gugup kan pertama kali ikut tim final Indonesia," kata atlet kelahiran 11 Agustus 1997 itu.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018