Menurut pemain naturalisasi asal Brazil tersebut, tidak ada masalah baginya menghadapi bek-bek dengan postur tubuh yang tinggi.
"Di Liga Indonesia, kan, beknya juga tinggi-tinggi-tinggi. Jadi, saya sudah biasa," ujar Beto, yang bermain untuk klub Sriwijaya FC di Liga 1 Indonesia, di lapangan sepak bola B Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis.
Yang penting lanjut atlet berusia 37 tahun dan telah mencetak tiga gol di Asian Games 2018 itu, timnas U-23 Indonesia harus bisa menjalin kerja sama yang baik di lapangan agar bisa mendobrak pertahanan UEA.
Dan, keunggulan timnas U-23 Indonesia yang bisa dimanfaatkan untuk meneror UEA adalah kecepatan dan kemampuan individu.
"Mereka pasti sudah melihat bagaimana kami bermain. Oleh sebab itu, penting kerja sama di dalam lapangan dan memaksimalkan keunggulan yang kami miliki," tutur Beto.
Berbicara tentang berhadapan dengan bek-bek dengan berbagai ukuran postur, Beto memang telah memiliki pengalaman tersebut bersama kiprahnya di dunia sepak bola profesional yang telah dimulai sejak tahun 1999.
Sampai tahun 2018, pria kelahiran Kota Belem, Brazil ini sudah pernah bermain di berbagai klub di Brazil dan Asia Tenggara, sebelum saat ini membela Sriwijaya FC di Liga 1 Indonesia.
Beto sendiri sah menjadi WNI pada Februari 2018 dan dipanggil masuk tim nasional U-23 oleh pelatih Luis Milla tiga bulan kemudian.
Tim nasional U-23 Indonesia akan menghadapi timnas U-23 UEA di babak perdelapanfinal Asian Games 2018 pada Jumat (24/7) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, mulai pukul 16.00 WIB.
Seandainya mengalahkan UEA, timnas U-23 Indonesia akan bertemu pemenang laga timnas U-23 Bangladesh versus timnas U-23 Korea Utara di babak delapan besar Asian Games 2018.
Baca juga: Sepak bola Indonesia siapkan strategi atasi UEA
Baca juga: Timnas U-23 berharap dukungan penuh suporter Indonesia
Pewarta: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018