Ahmed Sanad dikartu merah langsung oleh wait Lei Zhang asal China pada menit ke-42 dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan timnas U-23 Vietnam tersebut.
"Sebuah keputusan yang buruk dari wasit. Kami melihat cuplikan pelanggaran itu saat jeda dan saya pikir pemain saya tidak melakukan pelanggaran yang berlebihan," kata Chammam usai laga di Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (23/8) malam.
Pelatih asal Tunisia itu melanjutkan, seandainya pun Sanad memang melakukan pelanggaran, pemain berusia 20 tahun itu sepantasnya hanya diganjar kartu kuning.
Namun, walau menganggap keputusan wasit tersebut merugikan timnya, Chammam menerima dengan lapang dada hasil pertandingan tersebut.
Menurut dia, secara keseluruhan laga berjalan dengan bagus dan timnya bermain dengan baik meski hanya dengan 10 orang.
Mereka sukses membuat timnas U-23 Vietnam, "runner up" Piala U-23 Asia AFC 2018, kelimpungan dan baru bisa menorehkan gol di menit ke-88 melalui kaki Nguyen Cong Phuong.
"Vietnam memang tim yang kuat dengan pemain-pemain yang bagus," tutur Chammam.
Meski gagal lolos ke perempatfinal Asian Games 2018, apa yang dicapai timnas U-23 Bahrain sudah menyamai apa yang mereka gapai di Asian Games 2002 yakni berada di 16 besar.
Itu masih menjadi prestasi terbaik timnas U-23 Bahrain di Asian Games setelah pada edisi 2006 dan 2010 tak bisa beranjak dari babak grup, sementara di Asian Games 2014 mereka gagal lolos kualifikasi.
Baca juga: Kalahkan Bahrain, Vietnam ukir sejarah lolos ke perempat final
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018