Jakarta (ANTARA News) - Tenaga-tenaga sukarelawan, khususnya bagian media yang bertugas di arena Asian Games 2018 tak hanya membantu kelancaran jurnalis bekerja, tapi harus berhadapan dengan penonton.

Seperti di arena gulat di Assembly Hall, JCC Jakarta, banyaknya penonton dari berbagai negara membuat mereka memiliki tugas tambahan.

“Karakter penonton berbeda-beda dan harus dilayani meski bukan jurnalis. Tapi, tetap kami mengutamakan jurnalis dari dalam maupun luar negeri,” ujar koordinator sukarelawan bagian media, Adriana Rahmawati, ditemui di sela bertugas, Jumat.

Meski tugas utamanya hanya memberikan jaminan kelancaran tugas tim peliput, tapi tak jarang harus berhadapan dengan penonton dari berbagai negara, bahkan terdapat beberapa penonton yang susah diatur karena duduk di kursi khusus jurnalis.

 Di tribun memang disediakan kursi khusus fotografer di bagian paling depan, tapi kerap ditempati penonton, bahkan ofisial atlet yang meski sudah dilarang masih ngotot dengan berbagai alasan.

Gara-gara dilarang, ada beberapa penonton yang beradu argumen dan minta duduk di depan.

Meski banyak penonton patuh, tapi tak sedikit juga yang nekat dan memaksa duduk di bukan tempatnya, termasuk melewati kursi atas, kemudian ke kursi bawah dari jalan berbeda.

Seperti yang terlihat saat melihat pertandingan di gulat beberapa waktu lalu, ketika sukarelawan meminta penonton duduk di tempatnya.

Sorry sir, please don’t sit down here (maaf tuan, mohon jangan duduk di sini),” sapa Hilma, salah seorang sukarelawan ke penonton yang duduk di kursi khusus fotografer.

Bukannya pergi, tapi penonton tersebut malah tak bergeming dan mengatakan kalau dia tidak lama dan segera pergi jika pertandingan selesai.

Just a minutes (sebentar),” kata penonton itu sembari tetap duduk tanpa menoleh dan fokus ke pertandingan.

Please sir.. please (mohon pak, mohon),” kata sukarelawan berjilbab tersebut, tapi tetap tak diindahkannya.

Bahkan, pantauan Antara di lokasi, ada penonton yang mengucapkan kalimat tak sopan ke sukarelawan karena dilarang duduk di depan, tapi tetap dibalas dengan senyuman dan gerakan tangan memohon.

You are crazy,” kata salah seorang penonton yang minta duduk di depan tapi dilarang, kemudian berlalu pergi ke tribun atas.

“Biasa mas kalau yang seperti itu, namun tetap kami minta untuk tidak duduk di kursi fotografer, tapi tetap santun dan harus senyum meski mereka kadang tidak mau,” kata Hilma yang ditempatkan khusus menjaga kursi bagi fotografer di tribun.

Sementara itu, sukarelawan lainnya, Juniafit Bima Saputra, mengatakan tugasnya beserta tim antara lain menjaga keluar masuk jurnalis, fotografer dan reporter, sekaligus memberikan bantuan jika mengalami kesulitan.

“Sebelum jurnalis datang kami sudah siapkan dan pastikan semuanya terlayani, termasuk jika mau wawancara, kemudian mengarahkan saat mengambil gambar ketika bertanding hingga proses penyerahan medali,” katanya.

Setelah pertandingan gulat berakhir (19-22 Agustus 2018) di Assembly Hall JCC, ia dan tim sukarelawan media kembali bertugas untuk cabang olahraga Ju-Jitsu di tempat yang sama.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018