"Ada sekitar 20 orang jadi suporter, kita diminta bantuan oleh rekan kami ekspatriat di Jakarta untuk menggalang dan meramaikan kontingen Korea Selatan," kata Pipit, salah seorang suporter yang direkrut kontingen negeri gingseng itu di Jakabaring Sport City, Jumat.
Ia bersama sejumlah temannya sesama mahasiswa memanfaatkan peluang itu untuk ikut andil di ajang Asian Games 2018. Meski tidak direkrut menjadi volunteer, namun masih bisa berkiprah untuk memeriahkan perhelatan olahraga itu berkolaborasi dengan kontingen Korea Selatan.
Seperti ditemui saat memberikan dukungan di arena Jakabaring Bowling Center (JBC), Pipit yang berkaos merah itu sibuk membagi-bagikan bendera kepada teman-temannya sesama suporter yang direkrut itu.
Ia mengaku mendapat honor memberikan dukungan bagi Korea Selatan senilai Rp150 ribu di setiap cabang olahraga. Sehari dibatasi untuk memberikan dukungan di dua cabang olahraga saja.
"Teman-teman sudah enam titik memberikan dukungan, ya kami manfaatkan peluang ini untuk tambah uang saku. Namun bila Korea bertanding dengan tim Indonesia, kami tidak jadi supporter mereka," kata Pipit yang juga seorang mahasiswi itu.
Hal senada diungkapkan oleh Steven dan Andri yang mengaku senang bisa berpartisipasi dan menonton pertandingan Asian Games 2018.
"Senang saja, meski meramaikan pertandingan ini dengan mendampingi Korea, tapi hati saya tetap untuk kemenangan Indonesia di Asia Games," katanya.
Para pemuda dan mahasiswa itu mengaku mendapatkan tawaran jadi suporter bayaran itu melalui salah seorang ekspatriat di Jakarta yang meminta bantuan untuk mengerahkan puluhan suporter buat mendukung tim Negeri Gingseng itu.
"Ya ada teman yang bekerja di Jakarta, ya kami sambut saja peluang itu," kata Steven.
Seperti supporter lainnya seperti dari Indonesia dan Malaysia, para suporter itu juga tampil heboh di atas tribun pertandigan boling pada saat pertandingan nomor trio putra digelar.
Baca juga: 18 negara bertanding di trio putra dalam cabang olah raga boling
Baca juga: Boling Indonesia berpeluang diperkuat nama baru
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018