Medali emas dayung diraih dari nomor kelas ringan putra delapan orang setelah membukukan catatan waktu 6 menit 08,88 detik, mengalahkan Uzbekistan dan Hong Kong yang berada di urutan kedua dan ketiga.
Dengan tambahan satu emas itu, secara keseluruhan hingga hari keenam Asian Games 2018 kontingen Merah Putih telah mengumpulkan sembilan keping emas, ditambah sembilan perak dan 14 perunggu. Indonesia berada di peringkat kelima klasemen perolehan medali.
Selain satu medali emas, duta-duta olahraga Indonesia juga menambah tiga perak dan empat perunggu. Medali perak disumbangkan Rifda Irfanalutfi dari cabang olahraga senam nomor lantai, Aero Sutan (jetski) dan dayung empat putra. Sementara perunggu dihasilkan dari senam, jetski, dayung, dan sepak takraw.
"Kuncinya 'enjoy', karena kalau sudah merasa enjoy, semua teknik yang sudah pernah dilakukan otomatis jadi mengalir," kata Rifda, atlet peraih medali perak senam.
Sedangkan atlet jetski Aero Sutan Aswar yang digadang-gadang bisa meraih medali emas tapi hanya mendapat perak, mengatakan kekalahan di kelas Runabout Limited menjadi bahan evaluasinya untuk bertanding di nomor berikutnya.
"Peluang masih ada dan kita masih menargetkan emas," ujar Aero, juara dunia 2014, yang akan kembali berlomba di nomor Endurance Runabout Open, Sabtu (25/8).
Sementara hasil menyesakkan datang dari sepak bola, ketika tuan rumah Indonesia harus tersingkir dari persaingan di babak 16 besar setelah kalah dari Uni Emirat Arab lewat drama adu penalti dengan skor 5-6 (2-2).
Gol-gol Uni Emirat Arab (UEA) dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat, itu, ditorehkan Zayed Alameri melalui sepasang tendangan penalti di menit ke-20 dan 65.
Sementara itu gol Indonesia dilesakkan oleh Alberto Goncalves pada menit ke-52, dan Stefano Lilipaly ada menit ke-90+4.
Adu tendangan penalti berakhir dengan hasil 3-4 untuk keunggulan UEA. Dari lima penendang Indonesia, yang mencetak gol adalah Stefano Lilipaly, Alberto Goncalves, Muhammad Hargianto.
Di kubu UEA, ada empat penendang menyumbang gol yakni Ahmad Alhashmi, Zayed Alameri, Khaled Aldhanhani, dan Husain Abdulla.
Dengan kekalahan ini, Timnas Indonesia gagal mengukir sejarah masuk perempat final Asian Games. Sementara pencapaian masuk 16 besar mengulang sukses Asian Games 2002.
Pelatih Timnas Indonesia Luis Milla meminta para pemainnya tidak larut dalam kekecewaan mendalam, sebab suka tidak suka pertandingan sudah selesai dan keputusan wasit tidak bisa diubah.
Pria yang semasa aktif sebagai pemain pernah merumput untuk klub Barcelona dan Spanyol itu pun meminta Indonesia terus menatap ke depan dengan optimistis.
"Saya merasa puas dengan tim ini. Mereka tidak berhak mendapatkan hasil yang mengecewakan seperti ini. Namun, masih ada harapan karena Indonesia memiliki banyak pemain berbakat di semua kelompok umur. Dan, selama 1,5 tahun ini, secara kualitas kami sudah mendekatkan diri dengan pesaing-pesaing lain yang selama ini tampak cukup jauh," ujar Milla usai pertandingan.
Hingga menyelesaikan perburuan medali emas pada hari keenam, kontingen China masih kokoh di puncak klasemen dengan mengumpulkan 66 emas, 46 perak dan 27 perunggu, diikuti Jepang (29-31-42), Korsel (23-26-28), Iran (12-11-8).
Perolehan emas kontingen juara bertahan China, antara lain berasal dari cabang olahraga senam, renang, menembak, dan dayung.
Khusus dari cabang renang yang mengakhiri perlombaan hari ini, China menyabet 19 keping emas, termasuk empat emas yang diraih juara Olimpiade Sun Yang.
Prestasi perenang-perenang China itu hanya disamai oleh Jepang yang juga mengemas 19 emas, tapi Jepang lebih unggul perolehan medali. Bahkan, perenang Jepang Rikako Ikee menjadi ratu kolam renang Asian Games dengan mendulang enam medali emas.
Berikut 10 besar peringkat perolehan medali sementara:
1. China 66 - 46 - 27
2. Jepang 29 - 31 - 43
3. Korea Selatan 23 - 26 - 28
4. Iran 12 - 11 - 8
5. Indonesia 9 - 9 - 14
6. Korea Utara 8 - 5 - 6
7. Chinese Taipei 6 - 7 - 12
8. India 6 - 5 - 14
9. Thailand 6 - 4 - 20
10. Uzbekistan 4 - 10 - 7
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018