Jakarta (ANTARA News) -Tim Indonesia putri wajib meraih hasil kemenangan menghadapi Jepang pada babak delapan besar cabang olahraga basket 3x3 Asian Games 2018, demi menjaga peluang untuk mendapatkan medali.
Pertandingan babak delapan besar tim Indonesia putri vs Jepang akan berlangsung di arena Tennis Court Center, Senayan, Jakarta pada Minggu (26/8).
Tak ada pilihan lain bagi Dewa Ayu Sriarta dkk agar tampil lebih baik lagi untuk bisa mematahkan perlawanan tim Jepang, atau nasib tim putri Indonesia harus terhenti sampai babak delapan besar.
Kekalahan atas Korea Selatan pada fase penyisihan grup, menjadi pelajaran berharga bagi tim Indonesia saat melakoni laga menghadapi Jepang.
"Tidak ada pilihan lain, kami harus bisa meraih kemenangan, dan kami akan berjuang lebih maksimal lagi mewujudkannya," kata pemain timnas Putri Indonesia Delaya Maria, Minggu pagi di komplek Gelora Bung Karno, Senayan.
Ia mengakui bahwa tim Jepang dengan reputasi sebagai juara grup B merupakan lawan yang tangguh dan sulit ditaklukkan.
Namun demikian, Delaya mengaku akan berjuang maksimal untuk meredam perlawanan tim Jepang yang mengandalkan kecepatan di setiap penampilannya.
" Mudah- mudahan kami bisa tampil lebih agresif, dan bisa menjaga akurasi lemparan dengan baik, kami mohon doa restu masyarakat Indonesia," tegas Delaya.
Pelatih timnas putri Wahyu Widayat Jati menilai peluang tim putri Indonesia untuk mengalahkan Jepang masih terbuka lebar, asalkan para pemain disipilin saat menjaga pergerakan pemain lawan.
"Kami berharap pemain juga cerdas dalam membaca papan skor, tidak harus panik ketika ketinggalan, dan tetap kosentrasi untuk menjaga akurasi lemparan," tegasnya.
Pada cabang olahraga basket 3x3 Asian Games 2018 ini , Indonesia hanya menargetkan bisa masuk zona medali.
Indonesia hanya menyisakan satu tim yakni tim Indonesia putri hingga babak delapan besar, sedangkan tim putra Indonesia hanya bertahan hingga fase penyisihan grup, dan berada di peringkat ketiga di grup A.
Pewarta: Arumanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018