Palembang (ANTARA News) - Sebanyak empat petembak Indonesia gagal masuk final nomor skeet pada hari terakhir pertandingan cabang olahraga menembak Asian Games 2018, di Jakabaring Sport City, Palembang, Minggu.

Petembak putra Anas Santoso dan Hilmansyah gagal di babak kualifikasi yang berlangsung dua hari. Mereka hanya berada di ranking 29 dan 30, dengan total poin 72 dan 62.

Pemuncak klasmen kualifikasi untuk nomor skeet putra dipegaang oleh Vladislav Mukhamediyev dari Kazakhstan dengan perolehan 124 poin.

Begitu juga pada nomor skeet putri, dua petembak Fany Febriana dan Sarmunah kandas di babak kualifikasi. Mereka berada di dasar klasmen pada posisi 18 dan 19 dengan perolehan poin 71 dan 60. Sementara itu, petembak China Donglian Zhang berada di ranking pertama dengan perolehan 121 poin.

“Banyak faktor kenapa kami gagal,” kata petembak Anas Santoso.

Baca juga: Muhammad Sejahtera, pengukir sejarah olahraga menembak bagi Indonesia
Baca juga: Anang Yulianto, Tembus final dengan peluru pinjaman


Anas menjelaskan, tujuh petembak Indonesia yang berlaga di nomor dengan senjata shotgun sangat mimin persiapan. Mereka tertolong bisa tetap berlatih dengan kondisi seadanya, hingga untuk mendapat peluru untuk Asian Games (AG) 2018, berkat bantuan Persatuan Menembak Angkatan Darat (Perbakad). 

Meski begitu, para petembak mandiri di luar Pelatnas PB Perbakin merasa tetap bangga bisa mewakili Indonesia di ajang olahraga antar-bangsa di Asia itu. Kesempatan menjadi tuan rumah AG harus digunakan sebaik mungkin untuk tampil demi kebaikan olahraga menembak Indonesia ke depannya.

“Iya benar, kekalahan ini adalah kemenangan yang tertunda,” ujar Anas.

Pertandingan menembak AG 2018 sudah berlangsung sejak tanggal 19 Agustus lalu dan mempertandingkan 20 nomor. Indonesia hanya mendapat satu medali perak lewat petembak Muhammad Sejahtera Dwi Putra, di nomor 10 meter running target campuran.


Baca juga: Indonesia akhirnya raih medali cabang menembak
Baca juga: Cabang menembak, "lumbung" emas Asian Games yang diabaikan

Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018