Jakarta (ANTARA News) - Pebasket Jepang, Aya Watanabe, menyebut kecepatan yang dimiliki timnya menjadi kunci keberhasilan mereka menumbangkan Kazakhstan dalam perempat final bolas basket putri Asian Games 2018, kendati terdapat perbedaan postur yang cukup mencolok.

"Awalnya kami cukup gugup, tapi kami bisa memanfaatkan keunggulan kecepatan kami, mengingat lawan cukup tinggi besar posturnya," kata Watanabe selepas pertandingan di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu.

Meski sempat mendapat perlawanan di awal laga, Jepang tetap berhasil menyudahi pertandingan dengan skor kemenangan cukup mencolok yakni 104-57 atas Kazakhstan.

Tak hanya perbedaan postur badan semata, Jepang juga dihadapkan pada permasalahan absennya dua orang penggawa mereka yakni Layla Takehara dan Stephanie Mawuli.

"Mau tidak mau kami harus menjalankan pertandingan dengan rotasi 10 orang pemain, tapi syukurlah kami bisa melakukan yang terbaik," kata Watanabe.

Watanabe juga menyatakan bahwa ia dan rekan-rekannya bertekad tetap tampil maksimal, apabila Mawuli dan Takehara tetap absen di laga semifinal.

Baca juga: Basket putri Jepang tumbangkan Kazakhstan demi ke semifinal

Di semifinal Jepang kemungkinan besar akan menghadapi China yang masih harus mengalahkan tuan rumah Indonesia terlebih dahulu.

"China itu tim yang kuat. Salah satu yang terkuat di turnamen ini. Tapi kami akan tetap berusaha menampilkan yang terbaik," kata Watanabe.

Jepang sebelumnya sudah pernah menelan kekalahan 73-105 dari China dalam laga penyisihan Grup Y.

Laga semifinal akan dilangsungkan pada Kamis (30/8) di Istora GBK.

Baca juga: Hempaskan Thailand, Korea tantang Chinese Taipei di semifinal basket putri

Baca juga: Kalahkan Mongolia, Chinese Taipei tim pertama capai semifinal basket putri

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018