Hingga menyelesaikan seluruh rangkaian nomor final yang tersebar di 12 cabang olahraga di Jakarta dan Palembang, Minggu, tuan rumah Indonesia sudah mengumpulkan 12 medali emas, 13 perak, dan 25 perunggu, dengan tetap berada di peringkat kelima.
Posisi puncak daftar perolehan medali masih ditempati juara bertahan China dengan raihan 78 emas, 59 perak dan 37 perunggu, diikuti Jepang (40-34-48), Korea Selatan (27-30-37), dan Iran (14-14-12).
Pada perlombaan hari kedelapan Asian Games 2018, tuan rumah Indonesia meraih medali emas ke-11 dari cabang olahraga jetski nomor endurance runabout terbuka melalui Aqsa Sutan Aswar. Dia mengungguli Ali Allanjawi (UAE) dan Suphathat Footrakul (Thailand) yang masing-masing meraih perak dan perunggu.
Sedangkan medali emas ke-12 dipersembahkan karateka Arrosyid Rifki Ardiansyah yang memenangi nomor kumite kelas -60 kilogram atas karateka Iran Amir Mahdi Zadeh dengan skor 9-7.
"Medali emas dari karate ini semakin mendekatkan target perolehan emas tim Merah Putih. Ini jadi semacam zona menuju emas ke-16, sebagaimana target agar masuk 10 besar," kata Komandan Kontingen Indonesia Syafruddin di Jakarta Convention Center.
Syafruddin yang juga merupakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini optimistis atlet-atlet Indonesia masih berpeluang meraih medali emas di beberapa cabang olahraga lainnya.
"Masih banyak potensi emas yang bisa kita raih. Sangat yakin kita raih target," tambahnya.
Selain dua medali emas, duta-duta olahraga Indonesia juga menambah satu medali perak melalui Emilia Nova yang turun di nomor halang rintang putri 100 meter.
Emilia membukukan waktu 13,33 detik, di belakang pelari Korea Selatan Hyelim Jung yang mencatat waktu tercepat 13,20 detik. Sementara medali perunggu diraih Lai Yiu Lui (Hong Kong) dengan catatan waktu 13,42 detik.
Sementara Lalu Muhammad Zohri, sprinter andalan Indonesia sekaligus juara dunia U-20 tahun 2018, gagal menyumbangkan emas nomor 100 meter setelah hanya finis di urutan ketujuh.
Sprinter China Su Bingtian menjadi yang tercepat dan meraih emas dengan catatan waktu 9,92 detik, sekaligus memecahkan rekor Asian Games atas namanya sendiri 9,98 detik yang diciptakan empat tahun lalu di Incheon, Korea Selatan.
Hari ini, Indonesia "panen" perunggu dengan total sembilan keping yang didapat, masing-masing dari lompat jauh putra, bridge (2), perahu naga nomor 500 meter putra, karate (2), pencak silat (1), dan bulu tangkis (2).
Dua perunggu bulu tangkis dipastikan dari kekalahan pasangan ganda putri Gresyia Polii/Apriyani Rahayu dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Greysia/Apriyani dipaksa mengakui keunggulan pasangan Jepang Matsutomo/Takahashi dengan skor 15-21, 17-21, sedangkan Owi/Butet menyerah dari Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China) juga dengan dua gim langsung 13-21, 18-21.
Namun demikian, Indonesia masih mengirimkan sejumlah wakilnya di babak semifinal, masing-masing ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, serta dua tunggal Anthony Ginting dan Jonatan Christie.
Pada babak semifinal, Marcus/Kevin akan ditantang pasangan asal Chinese Taipei Lee Jhe-Hue/Lee Yang, sementara Alfian/Ardianto menantang ganda peringkat dua dunia dari China Li Junhui/Liu Yuchen.
Ada pun Jonatan "Jojo" Christie bertemu wakil Jepang Kento Nishimoto dan Anthony Ginting menghadapi Chou Tienchen (Chinese Taipei). Jika sukses menghentikan lawan-lawannya, mereka akan saling bertemu di partai puncak dan memastikan dua medali emas untuk Indonesia.
Sebagai salah satu cabang olahraga andalan yang dibebani target minimal dua medali emas, tim bulu tangkis baru mempersembahkan satu medali perak dan tiga perunggu. Upaya mengejar target itu masih terjaga, setidaknya jika sukses melewati laga semifinal yang digelar Senin
(27/8).
Baca juga: Indonesia rebut medali emas kumite putra -60 kilogram
Baca juga: Atlet jetski Aqsa Sutan Aswar sumbang emas ke-12 untuk Indonesia
Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2018