Palembang (ANTARA News) - Penjualan pempek di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, mengalami peningkatan karena imbas positif penyelenggaraan Asian Games XVIII/2018.
Berdasarkan pantuan Antara di Palembang, Senin, lokasi yang mulai ramai dikunjungi anggota kontingen peserta Asian Games (AG) adalah di Pasar 26 Jl. Merdeka. Tempat tersebut disebut Kampung Pempek karena banyak toko penjual makanan khas tradisonal Palembang.
Setiap penjual pempek di tempat itu sudah menyantumkan harga di menu dan depan toko. Harga pempek rata-rata dijual berkisar Rp1.000 hingga Rp1.200 per buah tergantung jenisnya. Sebagian toko juga melayani pemesanan untuk dikirim ke luar provinsi.
“Penjualan mulai meningkat sampai 100 persen sejak hari Minggu kemarin (26/8). Banyak yang dari Asian Games datang. Saya tahunya karena mereka pakai seragam kontingen dan kartu pengenal Asian Games,” kata Ridwan, pemilik toko Pempek Reyhan 26.
Pria berusia 45 tahun itu mengatakan, mayoritas konsumen berasal dari kontingen Indonesia untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Karena permintaan meningkat, tokonya membuat lebih banyak pempek dari sebelumnya yang hanya membutuhkan bahan tepung sagu 100 kilogram sehari, kini naik hingga 200-300 kilogram.
“Peningkatan penjualan dari peserta Asian Games sepertinya dari yang sudah selesai bertanding. Mungkin kemarin-kemarin mereka fokus ke pertandingan saja,” katanya.
Baca juga: Tamasya gurih dan manis dari 60 jajanan pasar khas Palembang
Baca juga: Asian Games dorong kuliner Palembang
Mulai meningkatnya pesanan pempek dari kontingen AG juga dimanfaatkan oleh warga yang menjadi penjual perantara. Hanun (40), warga Palembang, mengaku sudah banyak dapat pesanan pempek dan krupuk kemplang dari atlet, ofisial dan panitia pelaksana lomba. Lelaki yang juga menjadi mitra taksi daring Grab ini, menawarkan jasanya dengan mempromosikan toko penjual pempek yang bagus sambil mengantar penumpang.
“Kalau ada yang tertarik pesan lewat saya, kami saling tukar nomor handphone. Tinggal pesan, lalu saya antar ke hotel. Sudah banyak yang pesan sampai berkotak-kotak untuk dimakan langsung atau dibawa pulang juga bisa,” katanya.
Penjual pempek di Toko Nyayu 26, Titi, mengatakan memberikan komisi bagi perantara yang membawa rombongan tamu untuk belanja di tokoya. Tujuannya supaya membantu mempromosikan toko kecilnya ke peserta AG 2018.
“Komisi pastinya ada, biasanya tergantung berapa banyak tamu yang dibawa,” kata Titi.
Seorang konsumen dari Bali, I Nyoman Budhiana, mengatakan membeli pempek sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan temannya. Pria yang berprofesi sebagai pewarta foto ini mengaku awalnya bingung karena banyak sekali pedagang pempek, yang semuanya menggoda selera.
“Akhirnya saya memilih toko yang ada layanan antar dengan cepat sampai Bali, supaya keluarga bisa cepat menikmati dan pempeknya tidak cepat basi,” kata Nyoman yang berada di Palembang untuk tugas meliput pertandingan AG 2018.
Baca juga: Enam ton empek-empek "keluar" Sumsel setiap hari
Baca juga: Songket dan kuliner jadi fokus industri kreatif Palembang
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018