Jakarta (ANTARA News) - Langkah tunggal putra Indonesia Anthony Ginting terhenti di babak semifinal sehingga harus puas dengan medali perunggu nomor perorangan Asian Games 2018.

Ginting, sapaan akrabnya, terpaksa merelakan tiket ke final pada wakil dari Chinese Taipei, Chou Tien Chen, setelah dikalahkan 21-16, 21-23, 17-21.

Ginting sebenarnya berpotensi menang dari pemain peringkat enam dunia itu. Pemain kelahiran Cimahi, Jawa Barat tersebut unggul di gim pertama dengan skor 21-16.

Ia juga memiliki kesempatan emas di gim kedua yang sayangnya gagal dimanfaatkan dengan baik.

Pertarungan berlangsung ketat di gim kedua. Ginting yang kini memegang peringkat 12 dunia itu sempat tertinggal 10-14.

"Ayo Ginting..! Ayo Ginting..! Ayo Ginting...!" teriak ribuan penonton di Istora Senayan memberi dukungan kepadanya.

Ginting pun bangkit. Ia menghujam pukulan keras yang gagal dikembalikan Chou Tien sehingga menyamai skor menjadi 16-16. Ia sempat tertinggal lagi 16-18 namun berbalik menyerang dan kedudukan kembali sama 19-19.

"Abisin..! Abisin..! Abisin..!," teriak penonton.

Sayangnya pukulan Ginting melesat terlalu jauh dari garis lapangan. Ginting tertinggal 19-20. Pada poin kritis itu, Ginting memperpanjang nafas menjadi 20-20 dengan balasan smes keras.

Pukulan Chou yang menabrak net memberi keuntungan bagi Ginting yang menjadi kurang satu angka lagi untuk memenangkan pertandingan. Namun pukulan Ginting gagal memanfaatkan momen tersebut. Pukulannya keluar lapangan.
 
BULU TANGKIS SEMIFINAL TUNGGAL PUTRA Pebulu tangkis tunggal putra Chinese Taipei Chou Tien Chen (kanan) berpelukan dengan pebulu tangkis Indonesia Anthonys Sinisuka Ginting (kiri), usai keduanya bertanding pada babak semifinal nomor perorangan Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/8). ANTARA FOTO/INASGOC/Nafielah Mahmudah/tom/18. (INASGOC/NAFIELAH MAHMUDAH)


Suasana di Istora bertambah tegang. Chou yang masih pantang menyerah langsung memberi serangan yang sulit dikendalikan Ginting.

Ginting gagal mengamankan gim kedua dan harus meladeni gim ketiga.

"Tadi saya semoat ketinggalan cukup jauh dan bisa mengejar. Tetapi sayangnya saya tidak bisa gunakan kesempatan dengan baik. Beberapa kali bola sudah saya serang cuma defend dia bagus, dia sudah siap di poin kritis," kata Ginting usai pertandingan.

Pada gim ketiga, kecepatan Ginting tampak menurun. Meskipun sempat ngotot di awal permainan, Ginting belum bisa melampau skor Chou Tien.

Istora Senayan tetap "memanas" dengan dukungan penuh penonton kepada Ginting. "Ginting..! Ginting..! Ginting..!" kerap terdengar keras di sana. 

Ginting yang sudah tertinggal 10-15 mulai mengejar hingga 13-15. Akan tetapi, beberapa kali ia justru memberikan angka kepada lawan dengan pukulannya yang menabrak net atau melampaui garis lapangan.

Tidak patah semangat, Ginting terus mengerahkan seluruh kemampuannya. Ia menambah skor dari tertinggal 14-19 sampai mencapai 17-19. Perlawanan Ginting harus berakhir setelah dibungkam dengan pukulan tajam Chou yang akhirnya memenangkan pertandingan.

Ginting tak kuasa menahan kekecewaannya karena gagal ke babak final. Ia bersujud cukup lama di lapangan.

Penonton tetap mengeluk-elukan nama Ginting. Tepuk tangan membahana di Istora Senayan. Ginting harus puas dengan medali perunggu.

Baca juga: Anthony Ginting dan Bung Broto jadi favorit warganet

Baca juga: Ginting kembali buat kejutan, Jonatan juga lolos semifinal

Baca juga: Ibunda Anthony Ginting tegang nonton putranya hadapi juara dunia

Baca juga: Jonatan Christie tidak menyangka masuk final

Baca juga: Jonatan Christie melesat ke final

 

Pewarta:
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018