Jakarta (ANTARA News) - Indonesia punya potensi di dunia olahraga elektronik alias eSports, hanya saja ekosistemnya belum kondusif.

Tencent, pengembang gim Arena of Valor (AOV) yang dipertandingkan di eSports Asian Games 2018, menyatakan akan mendukung perkembangan ekosistem olahraga elektronik di Indonesia. 

"Ada tiga kunci ekosistem eSports: sistem kompetisi, pemain berbakat dan manajemen klub," ujar Icy Liu, AOV Global Esports Director, pada konferensi pers, Jakarta, Senin.

Tencent menghadirkan program untuk memaksimalkan potensi eSports di Indonesia. Program-program itu di antaranya adalah The First AOV Four Country League di mana tim top Indonesia bisa melawan empat negara lain termasuk Malaysia dan Singapura. 

Ada pula pembinaan talenta lewat akademi eSports yang merekrut pemain baru setiap musim. Pemain-pemain berbakat juga akan dicari lewat Caster Hunt. 

Arena of Valor adalah satu dari enam gim eSports yang dipertandingkan di Asian Games 2018. 

Mobile gim dengan genre Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) ini dikembangkan Tencent dan dirilis oleh Garena.

Gim ini dirilis di Indonesia untuk pengguna Android dan iOs pada Juni 2017 dengan nama Mobile Arena. AOV sudah dirilis di negara-negara lain seperti Taiwan, Thailand, Vietnam, Korea Selatan, Turki dan negara-negara Eropa.

Glen Richard, anggota tim Arena of Valor yang jadi perwakilan Indonesia di pesta olahraga itu optimistis jejak eSports di Asian Games awal dari perkembangan yang menjanjikan.

"Ke depannya seharusnya akan jauh lebih bagus dan banyak," ujar dia.

Adanya eSports di Asian Games juga membuka pandangan pihak-pihak yang selama ini menganggap gim hanya main-main dan tidak bisa dianggap jadi bagian olahraga.

"Semoga ke depannya eSports dan AOV berkembang jauh lebih pesat.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2018