Jakarta (ANTARA News) - Tim bola tangan putri China lolos ke final Asian Games 2018 secara dramatis setelah mengalahkan Jepang dengan skor tipis 32-31 di GOR Popki, Jakarta Timur, Senin sore.
Dengan kemenangan atas Jepang maka China berhak bertemu dengan Korea Selatan pada babak final yang akan berlangsung pada Kamis (30/8) pekan ini.
Sementara Jepang akan bertemu dengan Thailand memperebutkan perunggu pada Kamis (30/8) pekan ini juga.
Pelatih China Joern Uwe Lommel mengatakan bahwa dia memuji permainan timnya sudah bermain dengan sangat baik sehingga bisa memenangkan pertandingan yang berjalan selama 2x30 menit itu.
“Saya ingin memuji tim saya sudah bermain sangat baik. Tanpa tim seperti ini kami tidak akan menang,” tuturnya.
Ia mengatakan bahwa kemenangan Dramastia itu karena itu adalah sebuah kerja sama tim yang baik. Dia menambahkan dirinya hanya memberikan masukan dan ide namun di dalam lapangan tim lah yang bermain.
Untuk bertemu Korea Selatan di babak final dirinya mengaku bahwa lawannya itu adalah tim yang kuat namun timnya akan memberikan permainan terbaik.
Pelatih Jepang Ulrik Kirkely mengatakan kekalahan itu akan menjadi pembelajaran bagi timnya kedepannya.
“Sebenarnya kami punya kekuatan, mulai dari menyerang sampai pertahanan tapi akhirnya kami kalah dan kekalahan ini tidak baik,” ujarnya.
Ulrik mengaku timnya sudah berusaha dengan semua strategi, baik itu dengan mengubah permainan, menempatkan pemain berbeda di setiap posisi namun tetap kalah.
Untuk pertandingan selanjutnya melawan Thailand memperebutkan perunggu, Ulrik berjanji akan memberikan perlawanan dan akan memenangkan pertandingan itu.
Jepang sebenarnya pada babak pertama sudah unggul atas China dengan skor 15-13. Pada babak kedua tim Jepang masih tetap unggul. Namun pada menit ke 56 Jepang mulai tertinggal satu poin yakni 28-29.
Pada menit ke 58 skor sempat imbang dengan skor 31-31 namun memasuki menit ke 29.30 detik China menambah skor sehingga skor di papan skor menunjukkan 31 bagi Jepang dan 32 bagi China.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018