Bekasi (ANTARA News) - Pelatih Alfakeer Muhannad menilai faktor utama dari kekalahan Suriah atas Vietnam 0-1 dalam laga perempatfinal sepak bola putra Asian Games XVIII/2018, Senin malam, dipicu krisis stamina pemain yang terkuras habis.

"Kami menghadapi Vietnam sepanjang 120 menit lebih pertandingan (babak tambahan 2x15). Tentu saat babak tambahan ini, kami tidak punya solusi untuk memenuhi stamina pemain. Mereka benar-benar dilanda kelelahan," katanya usai pertandingan.

Tampil di Stadion Patriot Chandrabaga Kota Bekasi, Jawa Barat, kedua saling beradu stamina selama lebih dari 120 menit pertandingan untuk mempertahankan gawang mereka dari kebobolan.

Gol tunggal kemenangan bagi Vietnam akhirnya diraih oleh pemain pengganti, Van Toan Nguyen, di menit 108 dengan menyambar bola pantulan mistar saat terjadi kemelut di gawang lawan.

Menurut Alfakeer, laga kontra suriah adalah pertandingan yang paling memguras styamina para pemainnya setelah melewati fase penyisihan grup dan 16 besar.

Menurut dia, kemenangan lawan merupakan faktor keberuntungan mengingat segala peluang kekalahan telah diantisipasi secara maksimal oleh tim Suriah.

"Malam ini adalah pertandingan berat bagi kami. Kami tahu segalanya tentang Vietnam dari penampilan mereka selama menjalani pertandingan ini (Asian Games 2018). Kadang sepak bola tidak selalu adil, kami sudah berupaya menutup seluruh celah dari tekanan. Namun vietnam dapat satu skor kemenangan dan kami sedang tidak beruntung kali ini," katanya.

Namun demikian, dirinya akan menjadikan kekalahan kali ini sebagai bahan untuk mengevaluasi tim untuk mengarungi kompetisi lain berikutnya.

"Kami sudah lakukan yang terbaik yang kami punya. Ini bagus untuk pengalaman kami. Persiapan kami memang kurang maksimal untuk malam ini," katanya.

Kurangnya persiapan yang dimaksud di antaranya, ketiadaan satu pemainnya yang mengalami cedera saat menghadapi China.

"Kami coba cari penggantinya, namun ini hanya bagian kecil dari sejumlah persiapan yang kurang bagi kami di lapangan tadi," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018