Jakarta (ANTARA News) - Pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah yang meraih emas di ajang Asian Games 2018 mengaku refleks saat menyatukan Presiden Joko Widodo dan Ketua PB IPSI Prabowo Subianto dalam pelukan bersama.
“Saya refleks saat memeluk Pak Jokowi dan Pak Prabowo, kemudian berpelukan bersama,” ujarnya ditemui setelah laga final di Padepokan Pencak Silat di TMII, Jakarta Timur, Rabu.
Pesilat kelahiran Bandung, 25 Oktober 1997 tersebut memeluk Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto secara bersama-sama di tribun kehormatan sembari berbalut bendera Merah Putih.
Setelah merayakan kemenangan atas pesilat Vietnam, Thai Linh Nguyen, Hanifan yang turun di kelas C putra 55kg-60kg naik ke tribun kehormatan dan bersalaman dengan pejabat negara yang hadir.
Momentum tersebut tak disangka menjadi sorotan publik Tanah Air. Ia mengaku bersikap spontan dan dilakukan demi membuktikan kepada masyarakat bahwa tidak ada politik dalam pencak silat.
“Niatannya silaturahim dan semoga Indonesia rukun dan selalu damai. Di pencak silat juga tidak ada politik-politikan,” ucap putra pasangan Dewiyanti dan Dani Wisnu tersebut.
Selain sukses di Asian Games 2018, Hanifan meraih medali emas PON Jawa Barat 2016, kemudian menjadi yang terbaik pada “World Champions” di Bali pada 2016, serta Malaysia Terbuka di Pinang dan Sabah.
Ia mengaku bersyukur dan bangga karena bisa membawa harum nama bangsa, sekaligus menambah koleksi medali emas bagi kontingen Indonesia.
“Terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan mendoakan. Medali ini untuk keluarga, pelatih, dan masyarakat Indonesia,” katanya sembari mengaku belum memikirkan penggunaan uang Rp1,5 miliar yang akan diterimanya sebagai bonus dari pemerintah.
Baca juga: Presiden Jokowi dan Prabowo kompak sebut pelukan Hanifah berbau harum
Baca juga: Hanifan menang, Indonesia rebut emas ke-13 pencak silat
Baca juga: Indonesia maju 14 nomor final pencak silat
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018